Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 05 Des 2017, 00:00 WIB

Pentolan ISIS asal Indonesia Dikabarkan Tewas di Suriah

Foto: reuters

JAKARTA - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sedang menyelidiki kabar yang beredar tentang petinggi organisasi teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) asal Indonesia, Bahrun Naim, yang tewas dalam baku tembak di Suriah.


Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri, Komisaris Besar Polisi Martinus Sitompul, mengatakan pihaknya sedang mendalami kebenaran informasi tersebut. "Untuk mengklarifikasi kabar tersebut, Polri berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Atase Kepolisian di Turki dan Interpol," katanya, di Jakarta, Senin (4/12).


Martinus mengatakan pihaknya mengetahui kabar kematian Bahrun dari media sosial. Meski begitu, Polri memastikan kalau Bahrun masih berada di Suriah. "Polri sendiri sudah menetapkan yang bersangkutan sebagai daftar pencarian orang (DPO)," kata Martinus.


Bahrun sendiri pernah ditahan dan dipenjara karena memiliki senjata api dan bahan peledak. Bahrun Naim disebut-sebut sebagai dalang aksi teror bom Thamrin, Jakarta Pusat, pada Januari 2016.

Bahrun yang kerap disebut sebagai pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ini merupakan perekrut sejumlah teroris dari Indonesia. Bahrun kerap mengajarkan cara membuat bom melalui grup-grup telegram internal teroris.


Tak Mau Kabur


Sementara itu, pengamat terorisme, Al Chaidar, menyatakan Bahrun Naim alias Anggih Tamtomo alias Abu Rayan telah tewas dalam baku tembak dengan tentara Suriah, di Suriah. Bahrun tewas karena bersikeras terus berada di Suriah, sedangkan kawan-kawannya sudah melarikan diri dari Suriah.


"Dia tewas dalam baku tembak dengan tentara Suriah. Jadi sebelumnya, ISIS telah menyediakan bus untuk tentara ISIS kabur, namun Bahrun bertekad mempertahankan Suriah sehingga terlibat baku tembak dan tewas," kata Al Chaidar.


Dijelaskannya, dengan tewasnya Bahrun Naim, setidaknya menghilangkan satu ancaman besar teror di Indonesia. "Karena selain Bahrun Naim, tidak ada lagi orang yang seagresif dia. Seagresif dan sekreatif dia. Yang mau pergi ke Suriah dan berperang di sana.

Kebanyakan orang-orang yang pergi ke Suriah itu hanya sekedar mencari khilafah saja atau berjuang saja, sedangkan Bahrun benar-benar kreatif berjuang di Suriah," tukas Al Chaidar.


Jadi dapat dipastikan bahwa aksi-aksi teror di Indonesia, akan menurun pascatewasnya Bahrun. Sedangkan Aman Abdurohman, tokoh teroris yang ditahan di Lapas Nusakambangan, aktivitasnya tidak dapat disamakan dengan Bahrun. "Karena dia hanya menyebarkan syiar saja," ujar Al Chaidar.


Al Chaidar mengatakan Densus 88 Antiteror harus sering memantau orang-orang yang sering mengunjungi situs-situs radikal atau yang intens berhubungan dengan Bahrun Naim, pentolan ISIS asal Solo, Surakarta.


"Meskipun yang mengunjungi situs itu puluhan, ribuan atau jutaan orang, namun harus dipantau, dan itu memang sulit sekali untuk menentukan siapa orang yang nantinya akan melakukan teror terhadap petugas keamanan," kata Al Chaidar.


Namun yang pasti, dengan terus memantau situs-situs tersebut, diharapkan dapat mengantisipasi serangan-serangan teror yang dilakukan lone wolf seperti Agus, terduga perakit bom di Bandung.


Dijelaskannya, situs Bahrun Naim juga harus dipantau terus karena Bahrun kerap merekrut orang-orang yang berlatar belakang minim agama. eko/AR-2

Redaktur:

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.