Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 18 Mei 2019, 01:00 WIB

Pentingnya Menjaga Anak dari Risiko Cedera

Foto: istimewa

Cedera-cedera ringan pada anak kerap dipandang sebelah mata. Padahal mencegah terjadinya cedera menjadi awal menjaga keselamatan anak.

Rumah kerap dianggap sebagai ruang aman untuk anak. Padahal pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Ambil contoh, pajangan boneka yang disusun di atas kasur. Boneka yang sediakanya sebagai pajangan maupun bantalan untuk bayi yang tengah bebaring dapat menjadi malapetaka.

"Kalau, bayi tidur menghadap boneka lalu ngolet-ngolet dan nggak bisa nafas, bisa bahaya," ujar dia Dyah Eka Prasadjati, 31, Koordinator Online Discussion Safekids Indonesia Community. Dyah ditemui bersama rekannya Noni Arkendita, 39, Inisiator Safetykids Indonesia Community dibilangan SCBD, Jakarta.

Safekids Indonesia Community mengajak untuk lebih peduli terhadap keselamatan anak. Keselamatan anak-anak masih kurang mendapatkan perhatian dari orang tua maupun orang-orang dewasa di sekitarnya. Orang tua kerap menganggap cedera yang terjadi pada anak merupakan hal biasa.

Padahal tanpa pengawasan penuh, anak-anak mudah terkena cedera dari lingkungan tempat tinggalnya bahkan tidak mungkin dapat berujung pada kematian.

Safekids Indonesia Community memfokuskan kegiatan pada parenting atau pengasuhan anak, yaitu mulai anak dalam kandungan hingga usia 18 tahun. Mereka berupaya melakukan pencegahan cedera-cedera pada anak, baik di rumah, di sekolah, pusat perbelanjaan maupun lingkungan komersial lainnya. Untuk melakukan tindak pencegahan, mereka menerapkan metode amati, nilai, ambil tindakan dan komunikasikan atau kerap disingkap ANAK.

Metode tersebut digunakan untuk mencermati lingkungan sekeliling, seperti ketersediaan tangga darurat di pusat perbelanjaan, perosotan di sekolah yang tidak terlalu tajam maupun kolam renang di lingkungan komersial yang ramah anak. Setelah pengamatan, anak bebas beraktifitas lantaran berada dalam lingkungan aman dan sehat.

Selama ini, komunitas banyak melakukan kegiatan promosi melalui diskusi-diskusi online yang digelar sebulan sekali. Topik hangat pada bulan tersebut akan menjadi materi perbincangan.

Di sisi lain, mereka kerap membuat acara offline berupa talk show tentang materimateri safekids. Beberapakali, komunitas diundang di berbagai sekolah untuk memberikan assessment terhadap lingkungan sekolah yang aman untuk anak-anak, seperti day care. Selain itu beberapakali, mereka diundang sekolah untuk memberikan materi siaga bencana maupun first aid.

Komunitas yang berdiri pada 2015 tengah berupaya menjadi badan hukum. Tujuannya tidak lain, mereka dapat melakukan open donasi untuk penyelenggaraan kegiatan. Namun yang utama, supaya mereka dapat melakukan advokasi sehingga kegiatan tidak sebatas komunitas. "Yang paling utama advokasi pada pemerintah, yang lokal dulu," ujar Dyah.

Karena dengan begitu, kegiatan dapat dibuat regulasi sehingga kegiatan-kegitan dapat dibuat menjadi program nyata. Katakanlah, safekids menjadi salah satu program kurikulum di sekolah negeri. Sehingga ada kegiatan sosialisasi safekids pada hari-hari tertentu. Alhasil saat terjadi bencana maupun kebakaran, anak-anak menjadi lebih siap dan tanggap.

Tanpa terafiliasi dengan pemerintah, agak mustahil program-program pencegahan cedera menjadi bagian dari kurikulum sekolah. Khususnya sekolah negeriyang menganut kurikulum sesuai dengan program belajar yang ditentukan pemerintah.

"Kita nggak punya power ke situ, kita kesusahan menghubungi sekolah, apalagi sekolah negeri," ujar dia tentang pendidikan yang dapat berikan secara cuma-cuma. Beda dengan swasta yang bisa masuk melalui jalur persatuan guru dan orang tua.

Meskinpun masih berupaya untuk menjadi badan hukum dan terafiliasi dengan pemerintah, Safekids Indonesia Community dapat diterima dilingkunan anak-anak. Sebagai contoh saat berkolaborasi dengan Kelas Inspirasi, anakanak dapat menerima informasi tentang siaga bencana yang disampaikan melalui permainan ular tangga.

Selain menghibur, pesanpesan permainan yang diganti dengan pengetahuan siaga bencana memberikan wawasan pada anak-anak sebagai pesertanya.

Saat ini, Safekids Indonesia Community yang didirikan sejumlah inisiator lantaran merupakan kenalan teman saat SMA memiliki kontributor sebanyak 150 orang.

Merekalah yang memberikan masukan dan saling tukar informasi tentang pencegahan cedera-cedera pada anak. Melalui ajang tukar informasi tersebutlah, Safekids Indonesia Community makin memasyarakat dikenal khalayak luas. din/E-6

Membiasakan Menjaga Keselamatan Diri

Pengalaman tinggal di luar negeri memberikan bekal bahwa safekids bukan sekedar isapan jempol belaka. Safekids akan menjaga keselamatan anak-anak dari berbagai cedera.

Hal tersebut yang dirasakan Noni Arkendita, 39, salah satu inisiator Safekids Indonesia Community, pengalaman melahirkan di New York, Amerika Serikat memberikan pengetahuan bahwa keselamatana bayi perlu mendapatkan perhatian. "Sebelum bersalin, pihak rumah sakit sudah mensurvei tempat tinggal bayi," ujar dia.

Survei yang dilakukan seperti, tempat tidur yang akan digunakan untuk bayi. Kalau bayi menggunakan boks, celah dinding di sekitar boks aman untuk bayi. "Supaya kepala bayi tidak keluar dari boks," ujar ibu dua anak tersebut. Hal lain yang dirasakannya saat membawa bayi pulang ke rumah, bayi sudah diletakkan di dalam car seat. Sehingga, bayi memiliki tempat duduk sendiri yang aman terhadap berbagai benturan.

Masalah justru baru muncul, saat Noni, begitu ia biasa disapa pulang ke Indonesia. Anaknya tampak kebingungan saat duduk di mobil tanpa menggunakan car seat. Lantaran, orang tuanya dan orang Indonesia pada umumnya tidak membiasakan anak duduk di car seat saat mengendarai mobil. "Jadi, dia kelihatan tegang," ujar dia.

Malahan, dia sedikit keheranan lantaran anak-anak kecil dibiarkan berpindah dari satu tempat duduk ke tempat duduk lainnya saat mobil dalam keadaan berjalan. Padahal prilaku seperti itu tergolong bahaya. Terutama jika ada pengereman mendadak yang akan membuat penumpang tanpa seatbelt dapat terjungkal.

Hingga saat ini, ia selalu membiasakan anak-anaknya untuk menjaga keselamatan diri dari berbagai cedera. Seperti saat salah satu anaknya akan bermain inline skate, ia selalu menyarankan untuk menggunakan helm maupun pelindung siku. Untuk menjaga, saat meluncur pada jalanan yang tidak rata, anggota tubuh dapat terlindungi dari berbagai benturan.

Dengan membiasakan menjaga diri dari cedera, Noni berharap anak-anaknya dapat mewariskan sifattersebutpada generasi berikutnya kelak. Jika dalam teori, lima generasi dapat mengubah perangi, ia berharap setiap individu dapat menjaga diri lebih baik lagi.

Dyah mengatakan bahwa menjaga cedera diri merupakan kebiasaan. Jika sudah terbiasa menjaga tubuh dari kemungkinan cedera, upaya menjaga keselamatan diri tidak akan terasa sulit. "Sepertihalnya kewajiban menggunakan helm," ujar dia memberikan pengandaian. Berawal dari sebuah regulasi, saat ini masyarakat mulai terbiasa menggunakan helm ketika mengendarai kendaraan roda dua. din/E-6

Persiapan untuk Mudik yang Menyenangkan

Mudik atau istilah pulang kampung menjelang Hari Raya Idul Fitri tengah dinanti-nantikan sebagian masyarakat tanah air. Selain rasa kangen bertemu sanak saudara, mudik selalu identik dengan kemacetan sepanjang perjalanan.

Persiapan mudik secara matang akan mengurangi kejenuhan selama perjalanan, terutama jika membawa anak-anak. Perjalanan mudik sedikit berbeda dibandingkan perjalanan lainnya. Hal ini tidak lain, lantaran mudik merupakan perjalanan luar kota dengan jarak tempuh mencapai puluhan bahkan ratusan kilometer. Secara bersamaan, masyarakat melakukan perjalanan serupa sehingga berbagai ruas jalan dipenuhi kendaraan bermotor.

Adanya perencanaan waktu istirahat, aktifitas selama di perjalanan bahkan waktu makan serta cek kendaraan dapat mengurangi kepenatan selama perjalanan. Noni mencontohkan untuk perjalanan Jakarta ke Cirebon dengan perkiraan waktu perjalanan selama 6 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat. Mudik dapat direncanakan mulai dari waktu berhenti di rest area maupun aktifitas selama perjalanan.

"Dua jam pertama, kita bisa istirahat di rest area, supaya anak merasa nyaman, aman dan kenyang," ujar dia yang menggunakan waktu istirahat sembari mengudap berbagai jenis makanan. Waktu istirahat dapat digunakan pula untuk pergi ke kamar kecil supaya tidak menahan buang air kecil selama perjalanan. Jika kebutuhan dasar terlah terpenuhi, perjalanan dapat dilanjutkan kembali.

Anak-anakpun akan merasa lebih senang lantaran perut sudah terisi dan tidak ada keinginan untuk buang air kecil maupun besar. Perjalanan dapat dihabiskan dengan tidur maupun melakukan aktifita lainnya.

Setelah bangun tidur, mereka dapat membongkar mainan yang dibawa dari rumah serta mengudap cemilan yang dibawa dari rumah. Perjalanan panjang penuh kemacetan pun terasa lebih ringan."Konsepnya kenyang, senang, tenang," ujar Noni sambil tergelak.

Jika membawa anak bayi, perjalanan perlu direncanakan secara lebih detail. Lantaran, bayi memerlukan menyusu pada waktu-waktu tertentu. Selain itu juga perlu dipertimbangkan, tempat yang digunakan untuk menyesui supaya bayi dan ibu merasa nyaman.

Hasrat mudik yang terlalu tinggi terkadang tidak mengindahkan keselamatan selama perjalanan,salah satunya mudik dengan menggunakan kendaraan roda dua. Kendaraan yang terbatas untuk dua ornag tersebut seringkali dipaksakan untuk membawa tiga sampai empat orang. Berbagai alasanpun bergulir mulai menghemat biaya hingga menghemat jarak tempuh.

Seringkali Dyah diminta pendapat terkait gendongan yang sesuai untuk digunakan mudik dengan kendaraan roda dua. "Saya mau naik motor, kira-kira gendongan yang pas seperti apa. Jawabnnya tidak ada," ujar dia menirukan sejumlah permintaan tentang gendongan. Karena akan sangat berbahaya, boncengan menggunakan sepeda motor sambil menggendong anak, terlebih menempuh jarak hingga puluhan bahkan ratusan kilometer.

Mudik selalu menjadi perjalanan yang menyenangkan. Namun yang perlu diingat, mudik merupakan perjalanan panjang. Persiapan matang menjadikan mudik terasa lebih nyaman bahkan dapat mengantisipasi dari segala macam bahaya bahkan ketidaknyaman selama perjalanan. din/E-6

Redaktur:

Penulis: Dini Daniswari

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.