Peningkatan Status Patiayam Perlu Didukung Kolaborasi Riset
Petugas pelestari Situs Patiayam mengukur panjang fosil gading gajah purba (Stegodon trigenochepalus) yang ditemukan dalam penggalian di Pegunungan Patiayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, Selasa (14/11).
Foto: (ANTARA/Yusuf Nugroho/tom)JAKARTA - Kepala Pusat Riset Arkeologi, Lingkungan, Maritim, dan Budaya Berkelanjutan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Marlon Ramon Nicolay Ririmase menekankan pentingnya kolaborasi riset untuk mendukung upaya peningkatan status Situs Patiayam di Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, menjadi cagar budaya nasional.
"Sebetulnya apa yang dihadapi di Patiayam itu kurang lebih sama dengan sejumlah kasus yang juga kami temui di berbagai daerah yang ada di Indonesia, yang kemudian menjadi semacam catatan mungkin ya untuk pentingnya kolaborasi riset begitu," kata Marlon dalam diskusi daring Forum Diskusi Denpasar 12 bertajuk "Situs Patiayam Menuju Cagar Budaya Nasional" yang diikuti pada Rabu.
Kolaborasi riset yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, menurut dia, dibutuhkan untuk mendukung percepatan pengusulan situs purbakala menjadi cagar budaya nasional maupun peningkatan upaya pelestarian situs sejarah dan budaya serta pengembangan keilmuan.
Dia mencontohkan, kolaborasi yang melibatkan sektor privat dalam upaya pemulihan situs warisan dunia di Kota Paris, Prancis, dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam upaya untuk mengoptimalkan pengelolaan Situs Patiayam.
Marlon menjelaskan bahwa situs purbakala Patiayam telah ditetapkan sebagai cagar budaya provinsi sejak tahun 2019 dan dalam beberapa tahun terakhir statusnya diupayakan meningkat menjadi cagar budaya nasional.
Namun, upaya untuk meningkatkan status situs purbakala tersebut menjadi cagar budaya nasional dalam empat tahun terakhir masih menghadapi kendala administrasi dan dukungan dalam bentuk kolaborasi riset.
Balai Arkeologi Yogyakarta dari tahun 2005 hingga 2016 melakukan penelitian mendalam di Situs Patiayam dan menghasilkan rekomendasi ilmiah seperti delineasi kawasan yang layak dilindungi.
Marlon menyampaikan bahwa percepatan pengusulan Situs Patiayam sangat bergantung pada dukungan kolaborasi riset yang sistematis.
Menurut dia, BRIN menjalankan skema riset multi-tahun dan program kerja sama dengan universitas guna mendukung peningkatan pengelolaan situs purbakala tersebut. BRIN juga membuka peluang kolaborasi riset internasional.
Marlon mengatakan bahwa edukasi untuk meningkatkan kepedulian publik terhadap upaya pelestarian peninggalan sejarah dan budaya seperti Situs Patiayam juga tidak kalah penting. Ant
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Perluas Pasar, Produk Halal RI Unjuk Gigi di Istanbul
- 3 Jika Rendang Diakui UNESCO, Pemerintah Perlu Buat "Masterplan"
- 4 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis
- 5 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
Berita Terkini
- 13 orang Hilang Setelah Lokasi Konstruksi Jalur KA di Shenzhen Tiongkok Runtuh
- Presiden Prabowo Tandatangani Perpres Rincian APBN TA 2025
- Penembakan Sekolah di California, Dua Anak Luka dan Tersangka Tewas
- Pemprov DKI Dukung PLTS Atap Wujudkan Sekolah Nol Emisi Karbon
- Indonesia Beri Bantuan dan Pelatihan Inseminasi Ternak Sapi di Ethiopia