Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Transisi Energi

Pengurangan Impor Minyak Sehatkan APBN

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah meminta target produksi minyak satu juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik perhari (BSCFD) pada tahun 2030 dapat dipercepat, agar dapat mengurangi impor.

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, pengurangan impor ini membuat Pemerintah memiliki ruang yang lebih luas untuk melakukan pembiayaan pengembangan energi terbarukan yang menjadi prioritas dalam transisi energi.

"Dalam periode transisi energi, minyak bumi masih sebagai energi utama untuk transportasi sebelum digantikan oleh kendaraan listrik. Gas bumi dimanfaatkan sebagai energi transisi sebelum tercapainya 100 persen energi baru dan terbarukan (EBT) di pembangkit," lanjut Menteri ESDM dalam sambutannya pada Pelantikan Pejabat Tinggi Pratama dan Pimpinan SKK Migas, Senin (5/12).

Realisasi produksi dan lifting migas saat ini masih di bawah target, sehingga berdampak cukup berat terhadap APBN. Produksi minyak saat ini kurang lebih 612 MBOPD di bawah target APBN 703 ribu barel per hari (MBOPD), sedangkan untuk produksi gas dapat melewati target dalam APBN yaitu sekitar 6.687 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) melebihi dari target 5.797 MMSCFD.

Jaga Produksi

Untuk itu, Menteri ESDM meminta SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) terus berupaya meningkatkan produksi migas nasional. Antara lain dengan melakukan pengeboran sumur pengembangan, kegiatan workover dan well service secara massif serta melakukan berbagai upaya dan terobosan agar produksi migas dapat mencapai target APBN atau bahkan melebihi target. "Meski terjadi penurunan produksi, saya minta produksi tetap dijaga dengan menghindari shutdown-shutdown yang tidak direncanakan," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri ESDM kembali mengingatkan bahwa saat ini dunia sedang dihadapkan dalam krisis, mulai dari krisis energi, krisis keuangan dan krisis geopolitik. Krisis tersebut juga berdampak terhadap Indonesia dan menjadi tantangan yang sedang dihadapi bersama, sekaligus mencari peluang agar Indonesia tetap mampu menyediakan energi kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau.

"Selain itu juga terus bangkit dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena kita memiliki potensi SDA yang besar. Untuk itulah diperlukan berbagai strategi, inovasi dan kebijakan agar kebutuhan energi tetap dapat terpenuhi," papar Menteri ESDM.


Redaktur : andes
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top