Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Waspadai Lonjakan Korona saat Banyak Kerumunan

Penguatan "Testing" Efektif Cegah Penularan Covid-19

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Para pemangku kepentingan dan pihak kesehatan lainnya diminta membantu pemerintah meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menggalakkan testing Covid-19. Selain vaksinasi, testing masih efektif membantu mencegah infeksi Covid-19 lebih meluas.

"Saya tekankan seperti sebelumnya bahwa testing menjadi penting karena itu akan melindungi diri kita dan orang-orang yang kita cintai," kata pakar keamanan dan ketahanan kesehatan global Griffith University Australia, Dicky Budiman, dalam Profit CNBC Indonesia yang disiarkan di Jakarta, Senin (16/1).

Seperti dikutip dari Antara, Dicky mengatakan saat akan menyambut perayaan besar seperti Imlek 2023, yang pastinya akan mengundang kerumunan dan potensi melakukan kontak erat akan semakin besar, sehingga berbahaya karena bisa memicu lonjakan kasus di Indonesia.

Selain itu, Dicky mengatakan pembentukan dan peningkatan penilaian risiko diri (self risk assessment) yang kuat dapat membantu Indonesia menghadapi Covid-19 subvarian XBB 1.5.

"Di tahun keempat kita memasuki masa pandemi ini, yang harus kita bangun adalah self risk assessment yang harus dibangun baik oleh individu, pemerintah, atau masyarakat," kata dia.

Dia menuturkan setiap pihak sudah seharusnya memilah dan menilai sendiri kapan, di mana, atau saat bersama siapa dirinya perlu mengetatkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, segera mencuci tangan, menjaga jarak, atau menjauhi kerumunan.

Masyarakat utamanya diharapkan sudah bisa menilai status kesehatan dirinya dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Hal tersebut dapat diketahui dengan melakukan testing jika sudah merasakan gejala Covid-19 ataupun menyadari telah melakukan kontak erat.

"Meski sifat subvarian baru tidak seganas yang lalu, tapi bukan berarti kita sama sekali tidak menerapkan protokol kesehatan atau tidak melakukan tes. Semuanya harus tetap pada konteks, bahkan ketika pascapandemi," katanya.

Meminimalisasi Risiko

Menurut Dicky, dalam konteks menghadapi suatu wabah seperti Covid-19, kewaspadaan dan deteksi diri menjadi hal yang penting untuk meminimalisasi risiko yang disebabkan oleh infeksi virus.

Terlebih dalam kasus XBB 1.5, katanya, tidak hanya tingkat keparahan atau kematian yang kini harus dicermati betul oleh pemerintah, melainkan dampak buruk akibat long Covid-19 yang dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Oleh karena itu, dia meminta supaya pemerintah tidak bersikap abai dan mengedukasi masyarakat bahwa belum ada negara yang aman dari Covid-19, walaupun tingkat keparahan atau kematian kecil.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengemukakan kunci pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia ada pada strategi mengenal jenis virus baru melalui metode pemeriksaan genom sekuensing dan memastikan kekebalan tubuh masyarakat lewat serosurvei antibodi.

"Pandemi Covid-19 saat ini di Indonesia sudah terkendali, karena sudah tahu musuhnya siapa dengan metode genom sekuensing," kata Menkes.

Saat kali pertama pandemi, kata Budi, Indonesia butuh 10 bulan untuk melakukan uji laboratorium terhadap 140 sampel genom sekuensing karena jumlah fasilitas pengujian yang terbatas pada kota besar di Pulau Jawa.

Tapi sekarang, katanya, uji genom sekuensing telah ditingkatkan hingga 8.000 sampel pengujian per bulan di fasilitas laboratorium yang tersebar di 12 kota di Indonesia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top