Penggunaan PLTS Atap Dipacu
Dia menambahkan, dari sisi biaya investasi, pemerintah menilai PLTS mengalami penurunan cukup signifikan dan memiliki daya saing investasi yang cukup kompetitif. "Di Indonesia, dapat dilihat pada PLTS terapung Cirata 145 megawatt (MW) yang merupakan PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara, dengan harga jual listrik sekitar 5,8 sen dollar per kWh," jelas Arifin.
Minat Meningkat
Sementara itu, pelaku industri kian meminati penggunaan PLTS atap seiring peningkatan kesadaraan akan penggunaan energi ramah lingkungan dalam kegiatan operasional perusahaan. Terbaru, PT Saranacentral Bajatama Tbk dan PT Bina Niaga Multiusaha (BNM) memanfaatkan PLTS.
"Proses produksi baja memerlukan sumber energi yang besar, sehingga kami perlu melakukan efisiensi pemakaian energi, salah satu solusinya adalah menggunakan PLTS atap," kata Presdir Saranacentral Bajatama, Handaja Susanto, dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat (13/8).
Perusahaan yang bergerak dalam produksi baja lapis aluminium seng itu telah memasang 2.160 panel surya untuk menggantikan penggunaan listrik fosil sebesar 1.065.506 kWh dan menekan produksi karbondioksida sebesar 995.183 kilogram setiap tahun.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya