Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Bermain gawai dalam waktu lama dapat menyebabkan penuaan dini karena merusak pola hidup sehat. Selain itu paparan sinar biru merusak ritme sirkadian, yang mengatur metabolisme tubuh.

Penggunaan Gawai Berlebih Sebabkan Penuaan Dini

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sering bertambahnya waktu, setiap manusia mengalami penuaan. Namun ada sebagian orang mengalami penuaan sebelum waktunya atau penuaan dini (early aging). Penuaan dini bisa dimulai pada akhir umur 20-an hingga awal 30-an.
Secara ilmiah, penuaan dini terjadi ketika usia biologis seseorang lebih tua dari usia kronologisnya. Pada kulitnya jaringan kolagen dan elastin mulai melemah, ditandai dengan munculnya garis-garis halus dan kerutan.
Penuaan dini yang dialami oleh orang dewasa muda biasanya terkait dengan pola hidup yang tidak sehat dan kebiasaan tertentu. Salah satu kebiasaan orang yang mempercepat terjadinya penuaan menurut pembicara sains dan teknologi dari Kota Istanbul, Turki, Deniz Ünay, adalah penggunaan gawai (gadget).
Para penggila gawai (gadget freak) yang mengoperasikan intensitas tinggi setiap harinya berisiko mengalami mengalami penuaan dini lebih cepat. "Waktu berjam-jam yang dihabiskan di depan telepon dengan cahaya yang memancar dari layarnya menyebabkan penuaan," kata Ünay seperti dikutip laman kantor berita Hurriyet edisi Senin (20/9).
Menurut dia, gawai dapat berpengaruh secara langsung dan tidak terhadap penuaan dini. Pola hidup orang yang kecanduan teknologi cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji yang praktis. Kebiasaan ini mengganggu pola makan sehat dan bisa menyebabkan obesitas.
Obesitas terjadi bukan hanya karena makanan cepat saji termasuk dari jenis junk food, yang biasanya memiliki kandungan lemak jenuh, garam, dan kolesterol yang tinggi serta rendah kandungan nutrisi, karena proses memasak dengan digoreng dengan suhu panas tinggi telah merusak gizi bahan makanannya.
"Tubuh manusia adalah sistem besar yang bekerja secara sinkron. Masalah yang terjadi di satu bagian dari sistem ini akan menyebar ke seluruh sistem dan merusak struktur organ vital terutama dan membuat mereka menua," jelas Ünay.
Pengaruh langsung dari gawai adalah paparan cahaya biru yang dipancarkan dari layar ponsel, tablet, dan computer. Cahaya itu cukup mengganggu ritme sirkadian yang memiliki berbagai peran dalam tubuh, seperti mengatur siklus tidur, suhu tubuh, pencernaan, kebiasaan makan, pelepasan hormon, dan fungsi penting tubuh lainnya.
Jam biologis tubuh dalam siklus waktu 24 jam itu menjadi tidak teratur dapat meningkatkan risiko munculnya beragam kondisi kesehatan, seperti obesitas, gangguan tidur, bahkan hingga depresi serta gangguan bipolar.
"Cahaya biru adalah agen karena gelombang pendek yang datang bersama cahaya memanipulasi sistem sirkadian, yang menjaga ritme biologis dan psikologis orang tersebut tetap sinkron," jelas dia.

Bahaya Cahaya Biru
Ritme sirkadian kata Ünay sangat penting untuk berfungsinya organisme. Mengutip sebuah artikel yang diterbitkan oleh Joerg Liebmann dan Matthias Born, ia mengatakan cahaya biru, terutama dari perangkat elektronik, menyebabkan perubahan pada sel-sel kulit, termasuk penyusutan sel dan kematian.
"Kita perlu berpikir bahwa cahaya biru tidak hanya mempengaruhi kondisi kita di siang hari tetapi juga memicu penuaan dengan efeknya pada kulit," kata Liebmann dan Born.
Bahaya cahaya biru yang dipancarkan dari perangkat teknologi bergantung pada intensitas dan tingkat paparan. Jika tinggi hal ini dapat menyebabkan keratosis aktinik (actinic keratosis). "Keratosis aktinik, yaitu pembengkakan bersisik yang muncul di wajah dan sekitar, di tangan, bisa berubah menjadi kanker, meski tidak terlalu umum," jelas mereka.
Untuk mengurangi risiko yang kecanduan teknologi, dia menyarankan untuk menghapus aplikasi dari ponsel yang tidak digunakan orang dan mematikan notifikasi dari game dan aplikasi.
"Ketika orang mematikan aplikasi, ada penurunan besar dalam penggunaan ponsel harian," pungkas Liebmann dan Born. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top