Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Penggelontoran Bantuan Sosial

Foto : ANTARA/Fauzi Lamboka

Lurah Pulau Pari, Mahtum memantau proses distribusi bansos dari kapal menuju rumah warga di Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Selasa (4/8).

A   A   A   Pengaturan Font

Dari berbagai bantuan sosial tersebut, kalau diterima dan diberikan secara tepat sasaran serta tepat waktu, mestinya cukup dapat menambah setidaknya “napas” dapur rakyat.

Memang tidak mudah menghadapi situasi belakangan ini baik secara nasional maupun global. Pertumbuhan ekonomi dunia jelas tersendat. Demikian pun di dalam tiap negara, tentu saja. Dana Moneter Internasional telah mengoreksi prediksi. Semula memperkirakan pertumbuhan global bakal minus (-) tiga persen. Belakangan diperbarui, menjadi minus 4,9 persen.

Bagaimana Indonesia? Badan Pusat Statistik baru saja merilis angka pertumbuhan ekonomi triwulan II-2020 minus 5,32 persen dibanding triwulan II-2019. Situasi demikian tentu menggambarkan beratnya perekonomian masyarakat. Dampak utamanya jelas menjatuhkan daya beli warga.

Kalau masyarakat tidak memiliki daya beli, bagaimana perekonomian nasional mau hidup. Apalagi selama ini belanja masyarakat/konsumi masih menjadi andalan perekonomian nasional. Beruntung, pemerintah segera menyadari situasi ini.

Maka, tak pelak, Presiden dan jajarannya seperti Kementerian Keuangan langsung tancap gas. Mereka menyiapkan berbagai langkah untuk mengungkit daya beli masyarakat. Pemerintah telah dan akan menggelontorkan berbagai bantuan sosial.

Berita terbaru, pemerintah tengah menyiapkan bantuan 2,4 juta rupiah kepada pegawai dengan penghasilan di bawah 5 juta rupiah. Menteri Keuangan, Sri Mulyani, berharap dapat menjangkau 13 juta pekerja. Dia telah menyediakan anggaran 31 triliun rupiah.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top