Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sanchita Mirah, Pemilik CV Sanchita Group

Penggagas Dupa Sehat

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sanchita Mirah mempunyai prinsipmanusia harus sehat terlebih dulu, setelah itu baru bisa mencapai kesuksesan dan merasakan kebahagiaan.

Sejak awal era modern, sekitar dua ribu tahun lalu, kayu Gaharu telah menjadi komoditas perdagangan dari Kepulauan Nusantara ke India, Persia, jazirah Arab, serta Afrika Timur. Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dari spesies pohon marga Aquilaria Malaccensis yang mengandung resin untuk pengolahan parfum dan setanggi (aroma terapi) karena mengeluarkan bau harum.

Berbekal manfaat gaharu itu, sebuah perusahaan di Bali, yakni CV Shanchita Group, mengembangkan dupa dengan bahan dasar gaharu. Ini dilakukan karena dupa yang ada selama ini cenderung mengandung zat kimia. "Sebelum kami memasarkan dupa dengan bahan baku gaharu, kami terlebih dulu melakukan riset selama dua tahun. Setelah tahu dupa gaharu bermanfaat, barulah kami pasarkan," ujar Sanchita Mirah, pemilik Shanchita Group.

Kini, setiap produk Shanchita selalu mempunyai sebuah konsep yang tidak dimiliki oleh kompetitor, karena selalu membawa inovasi baru dalam bidang kesehatan. Malah, setiap produk mempunyai kelebihan masing-masing dalam inovasi atau metode sesuai fungsi dan kegunaan dengan berbasis konsep alam.

Di kemas dalam bentuk incense atau dupa, inovasi produk utama perempuan kelahiran Badung pada 30 Mei 1980 ini adalah Sanchita Gaharu Incense yang digunakan dengan metode pengasapan khas Bali yang disebut "Dus Dus". Produk tersebut terbukti telah berhasil menyembuhkan beragam gangguan maupun penyakit, seperti insomnia, sinusitis, stres, kolestrol, dan bisa membersihkan energi negatif dari pemakainya. "Bila dinyalakan, aroma wangi Dupa Pintar ini (sebutan lain Sanchita Gaharu Incense) baru tercium bila energi negatif yang ada terdeteksi sudah hilang," ujar Sanchita.

Dia menjelaskan, Sanchita Incense merupakan satusatunya dupa pewangi tanpa zat kimia, sehingga menjadikan produk tersebut aman dihirup asapnya. "Salah satu alasan mengangkat produk ini disebabkan kepedulian kami tentang aroma terapi yang kerap memakai zat berbahaya bagi tubuh apabila dihirup," ujarnya.

Sebagai pengusaha obat herbal, ternyata latar belakang Sanchita tidak jauh dari dunia kesehatan Sehari-hari, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali ini masih aktif bekerja sebagai tenaga paramedis di sebuah rumah sakit pemerintah di Bali. "Gaharu adalah salah satu tanaman asli Indonesia yang sudah mendunia. Hanya banyak yang tidak mengetahui manfaat yang sebenarnya dari pohon ini, selain aromanya. Karean itulah, saya menggali lebih dalam manfaat gaharu agar bisa dirasakan masyarakat luas, dengan mengusung konsep dupa sehat," tuturnya.

Dia menjelaskan, produk tersebut menyasar semua kalangan dan telah berhasil dipasarkan ke seluruh daerah di Tanah Air, bahkan luar negeri. "Pemakai Incense ini dari berbagai golongan. Selain Indonesia, sudah merambah pasar Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Hong Kong, hingga beberapa negara lain," papar dia.

Hasil dari ekonomi kreatif berbasis tanaman tradisional yang dijalankan Sanchita Group tak hanya dinikmati Sanchita bersama keluarga. Saat ini, perusahaan tersebut telah menyerap 100 orang tenaga kerja, dan 750 orang yang bertindak sebagai marketing atau distributor di seluruh Indonesia.

"Dalam bisnis ini, banyak sukanya ketimbang duka, bagaimana bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang banyak. Untuk kegiatan produksi sebagian ada yang di Bali, dan ada juga di Mojokerto, Jawa Timur," ujarnya.

Produk Baru

Sebelum sukses dengan inovasi kayu gaharu, Sanchita telah menjalankan berbagai macam jenis usaha mulai dari produk asuransi, distributor tunggal multilevel kesehatan di Bali, bisnis investasi, dan pengembangan diri dengan melakukan seminar-seminar tentang alam bawah sadar dan Hanugraf (metode alam bawa). "Saat ini, saya sedang fokus pada usaha Shanchita Group, dan Hanugraf.

Mengingat pengembangan dasar gaharu sangat cukup inovatif, tidak hanya sekadar dupa saja, tapi kami juga mulai merambah healing oil, sabun gaharu, dan body lotion," tuturnya.

Menurut Sanchita, Bali adalah jendela dunia untuk melihat Indonesia. Hal itu menjadi salah satu sarana atau keunggulan untuk membawa sebuah bisnis ke arah dunia international yang sangat luas.

"Inovasi produk berbahan baku alam asli Indonesia harus terus dikembangkan agar bisa mengangkat citra Indonesia sebagai gudang herbal dunia. Mimpi itu mulai nyata, beberapa produsen dan pemakai dari mancanegara mulai menyukai produkproduk kami," ujarnya.

Demi mewujudkan citacitanya itu, Sanchita telah siap mengembangkan usaha dengan mendirikan sebuah pabrik teh gaharu di Kalimantan.

"Selain sabun dan body lotion yang akan diluncurkan bulan depan, kami juga akan membangun pabrik teh gaharu di Banjarmasin pada 2019. Kami ingin menyerap produk petani gaharu yang banyak di sana, dan untuk kemudahan bahan baku," kata dia.

Menurut Sanchita, kesuksesan seseorang tak akan bisa diraih tanpa kerja keras, karena dia percaya bahwa hidup adalah pilihan, sedangkan takdir adalah pikiran.

"Untuk sebuah kesuksesan, gali potensi diri dan kita akan tahu apa yang diinginkan dalam kehidupan. Kita juga harus sepakat dengan alam untuk sehat sukses dan bahagia, karena manusia harus sehat dulu setelah itu baru bisa mencapai kesuksesan dan merasakan kebahagiaan," pungkasnya.

BIODATA

Nama: Gusti Ayu Sanchita Mirah K Aishwara

Tempat, Tanggal Lahir: Badung, Bali, 30 Mei 1980

Pendidikan : Sarjana Keperawatan Stikes Bali

Karier :
• Pemasaran produk asuransi
• Pemasaran produk multilevel kesehatan bisnis investasi
• Pengembangan dimi Metode Hanugraf
• Pemilik Sanchita Group (Produk Herbal)
• Tenaga medis rumah sakit pemerintah di Bali

selocahyo/ AR-2

Komentar

Komentar
()

Top