Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Energi Baru Terbarukan I Ego PLN Harus Ditekan demi Percepatan Transisi ke EBT

Pengembangan Tenaga Surya RI Tertinggal di Asean

Foto : ISTIMEWA

Kementerian ESDM - Total kapasitas terpasang PLTS Atap di Indonesia per September 2021 baru mencapai 194 MW, masih jauh dari potensi yang ada sebesar 3.294 GW.

A   A   A   Pengaturan Font

Vietnam, terang Fabby, bisa cepat mengembangkan Photovoltaic (PV) karena selain Feed-in Tariff (FiT), ada juga kebijakan Direct PPA (Power Purchase Agreement) yang mana konsumen industri bisa punya kontrak pembelian listrik secara langsung dengan pengembang energi terbarukan dan menggunakan transmisi EVN (PLN-nya Vietnam) untuk evakuasi daya. Skema tersebut, jelasnya, mirip dengan skema Power Wheeling.

Skema Power Wheeling, papar Fabby, jelas membuka kesempatan pembelian langsung dari pelanggan industri terhadap pengembang EBT. "Namun demikian, tidak cukup kalau tidak ada perubahan aturan bahwa konsumen bisa membeli listrik langsung dari pengembang non-PLN. Non-PLN itu artinya juga untuk subholding PLN yang membangun pembangkit sendiri atau bermitra dengan swasta," katanya.

Ketidakpastian Investasi

Lambatnya instalasi energi surya serta pencabutan skema Power Wheeling dalam RUU EBT menurut Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudishthira, karena ketidakjelasan mekanisme ekspor listrik rumah tangga, dan pembangkit kecil EBT ke PLN dalam RUU EBT. Hal itu menimbulkan ketidakpastian investasi panel surya.

Penentuan harga yang dilakukan sepihak oleh pemerintah apabila terjadi deadlock dengan badan usaha juga membuat harga jual listrik kurang menarik. "Banyak poin dalam RUU EBT lebih berpihak pada PLN bukan pada pengembangan panel surya atap," tegas Bhima.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top