Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si.,M.Si.,Ph.D.Med.Sc

Pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia Butuh "Roadmap"

Foto : ISTIMEWA

Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si.,M.Si.,Ph.D.Med.Sc

A   A   A   Pengaturan Font

Pertama adalah bagaimana bisa PTNBH disebut komersialisasi, itu tidak berdasar. Ketika berubah menjadi PTNBH, dari segi UKT tidak banyak perubahan. Tetapi, sebenarnya dengan PTNBH pemerintah melakukan keleluasaan si perguruan tinggi lebih mengembangkan diri. Kebutuhan perguruan tinggi sangat besar dan anggaran pemerintah sangat berat jika harus mendanai penuh kebutuhan perguruan tinggi. Apalagi ada ratusan perguruan tinggi negeri dan swasta yang harus dibina.

Pemerintah dengan anggaran terbatas memilih perguruan tinggi mana yang kira-kira bisa istilahnya itu diberi wewenang khusus. Sehingga perguruan tinggi bisa mencari alternatif-alternatif pengembangan institusinya, di dalamnya ada fund generation-nya ada di situ.

Kalau tidak seperti itu, harus di-support pemerintah, berat. Jangankan Indonesia, Jepang saja banyak sekali yang istilahnya untuk independen dalam pengembangan perguruan tinggi sangat berat. Di Jepang sekarang sedang mengikuti konsep Amerika untuk perguruan tinggi membuat endowment fund. Sehingga pengelolaan perguruan tinggi lebih independen dan tidak tergantung budget pemerintah. Bagi negara selevel Jepang saja akan berat, apalagi kita.

Idealnya, perguruan tinggi PTNBH fund regeneration-nya jalan, endowment fund-nya jalan, tapi tidak semudah membalikan telapak tangan hingga perlu strategi dan waktu. Sehingga ke depan perlahan-lahan PTNBH di Indonesia bisa lebih mandiri terutama mungkin bagaimana mengembangkan endowment fund atau dana abadi di perguruan tinggi masing-masing.


Redaktur : Redaktur Pelaksana
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top