Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pengangguran Naik Hingga 7,35 Persen tapi Petani Malah Naik 8 Juta Orang, Juara

Foto : Istimewa

Ilustrasi petani.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Center of Reform on Economics (CORE) memperkirakan pengangguran di Indonesia naik hingga 7,35 Persen Agustus 2021. Menariknya, sebagian besar pengangguran beralih profesi menjadi petani.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada akhir April 2021 lalu bahkan menyebut jumlah petani di Indonesia telah bertambah 8 juta orang.

Membaca situasi ini, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas yang juga berprofesi sebagai pengamat ekonomi berharap Biro Pusat Statistik (BPS) dan badan pangan nasional (BAPANAS) hadir dengan kebijakan yang berpihak pada petani kecil.

"Hal ini tentu sangat menggembirakan tapi di ujung kegembiraan tersebut sering terjadi kesedihan yang kita dapatkan karena begitu mereka panen harga dari hasil produksi mereka jatuh, sehingga jangankan mereka akan mendapatkan untung malah menjadi buntung," kata Anwar Abbas lewat pernyataan tertulis, Kamis (2/9).

"BPS hendaknya bisa memberikan informasi yang berharga kepada para petani dan para pengambil kebijakan serta para penyuluh pertanian agar para petani bisa mendapatkan informasi tentang besaran pasar dan prediksi tentang tingkat produksi yang ada, sehingga mereka bisa memperhitungkan akan menanam apa karena kalau data atau informasi seperti ini tidak mereka miliki lalu mereka main tanam saja maka tidak mustahil kekecewaanlah yang akan mereka dapatkan, karena harga dari hasil pertanian mereka jatuh dan jauh di bawah biaya produksi," pesannya.

Perhatian ini disampaikan Anwar karena dirinya yakin banyak petani kecil baru itu yang membuka usaha dengan pinjaman modal yang beresiko tinggi.

"Untuk itu Kementerian Pertanian diharapkan untuk tidak hanya mendorong masyarakat untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya, tapi mereka juga harus berkoordinasi dan bersinergi dengan Kementerian Perdagangan karena jangan sampai karena pertimbangan dan kepentingan para importir mereka mengimpor hasil-hasil pertanian yang bisa disuplai oleh para petani kita sehingga akhirnya karenaover supplyharga jatuh dan para petani kita rugi," tutur Anwar.

"Sehingga diharapkan mereka akan terdorong untuk terus berproduksi dan melakukan inovasi-inovasi, sehingga dunia pertanian kita bisa tumbuh dan berkembang dengan pesat tidak hanya untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan dalam negeri tapi juga untuk kepentingan ekspor," pungkasnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top