Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pengamat: Ramadan Momentum Latih Kesabaran

Foto : ANTARA/Dokumentasi Pribadi

Guru Besar Bidang Hukum Islam Kontemporer UIN Alauddin Makassar Muammar Muhammad Bakry.

A   A   A   Pengaturan Font

"Ramadan itu semacam bulan madrasah untuk melatih jiwa untuk bersabar, mengajarkan atau menyebarkan kerahmatan. Madrasah bagi nafsu dan upaya pembinaan jiwa kita sendiri."

JAKARTA - Guru Besar Bidang Hukum Islam Kontemporer UIN Alauddin Makassar Muammar Muhammad Bakry menilai Ramadan adalah bulan untuk melatih dan mengajarkan kesabaran serta pembinaan jiwa agar menjadi pribadi yang bertakwa.

"Ramadan itu semacam bulan madrasah untuk melatih jiwa untuk bersabar, mengajarkan atau menyebarkan kerahmatan. Madrasah bagi nafsu dan upaya pembinaan jiwa kita sendiri," kata Muammar Bakry dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Meskipun ada beberapa perang atau jihad yang dilakukan Nabi Muhammad saw., kata dia, dalam konteks qital atau peperangan fisik. Namun,perang yang sesungguhnya adalah perang melawan hawa nafsu.

Imam Besar Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar itu menjelaskan bahwa sesungguhnya hawa nafsu yang tidak terkendali, melawan nilai kemanusiaan dan nilai kerahmatan.

"Itulah yang seharusnya dilawan melalui semangat jihad karena potensi dalam diri manusia untuk menjadi jahat selalu ada. Akan tetapi, kalau potensi tersebut tidak dilawan dengan potensi ketakwaan dan kerahmatan, bisa saja seseorang itu dikuasai oleh nafsu hewannya, hawa nafsunya," ujarnya.

Menurut dia, masih ada yang menyalahartikan pemahaman keagamaan, lalu menuruti hawa nafsunya untuk melakukan pembenaran atas apa yang dilakukan, seperti tindakan yang mengarah kepada destruktif atauirhab(terorisme).

Muammar berpendapat bahwa penyelewengan makna Ramadan sebagai bulan jihad tersebut dapat berakibat fatal, terutama jika dijadikan alasan pembenaran untuk melakukan tindakan yang dapat mencederai nilai-nilai kemanusiaan, serta menciptakan konflik dan gangguan bagi keharmonisan bangsa yang majemuk.

"Ini berbahaya sekali bagi harmonisasi bangsa kita yang sungguh sangat kita nikmati hidup di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dengan tenang dan harmoni," katanya.

Jika ada kelompok yang memaksakan pemahaman eksklusifnya, kemudian salah memaknai agama, menurut dia, akan menimbulkan efek yang sangat berbahaya bagi pemahaman yang mengarah pada radikalisme.

Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan itu menjelaskan terkait dengan Ramadan sebagai bulan kemenangan. Selain itu, juga mengingatkan bangsa Indonesia dengan sejarah besar kemerdekaan tahun 1945 yang juga diraih pada bulan Ramadan.

Dikatakan pula bahwa momentum tersebut harus diperingati sebagai momen membangun Indonesia secara lebih baik.

"Ramadan bagi kita bangsa Indonesia adalah sejarah besar, harus menjadi bulan yang mengingatkan kita tentang kemerdekaan yang sesungguhnya. Momentum bagi kita untuk menebarkan kerahmatan, kedamaian, serta membangun Indonesia secara lebih baik dan secara konstruktif," katanya.

Muammar menyampaikan pesannya kepada segenap umat Islam dan masyarakat Indonesia untuk senantiasa mengingat catatan penting yang tersirat di dalam Al-Qur'an tentang menjaga persaudaraan.

Menurut dia, menjaga persaudaraan itu tidak hanya selama Ramadan saja, tetapi juga dalam setiap waktu kehidupan bermasyarakat.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Sujar

Komentar

Komentar
()

Top