Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Inovasi Baru

Penerjemah Isyarat untuk Penyandang Disabilitas

Foto : Koran Jakarta / Eko Sugiarto Putro

Pengembangan Signly - Dari kiri: Tiga mahasiswa UGM, Nindi Kusuma Ningrum, Faturahman Yudanto, dan Lely Monalisa menjelaskan pengembangan Signly, di Yogyakarta, pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat penerjemah bahasa isyarat yang membantu penyandang disabilitas, tunarungu dan tunawicara berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Perangkat ini berupa sarung tangan yang bisa menerjemahkan bahasa isyarat secara langsung ke bahasa verbal.

"Perangkat yang dikembangkan terdiri dari komponen utama berupa sarung tangan, smartphone, dan komputer," kata ketua tim pengembang, Nindi Kusuma Ningrum, di Kampus UGM, Yogyakarta, pekan lalu.

Menurut Nindi, prototipe yang dinamai Sign Language Translator Synchronously (Signly) berbentuk sarung tangan dengan katalog bahasa isyarat standar American Sign Language, Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo), dan masukan-masukan baru menggunakan kombinasi lima jari tangan kanan.

Alat tersebut dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) dan mendapatkan dana hibah dari Dikti. Dalam pengembangan alat ini, Nindi dibantu oleh teman satu jurusannya di Teknologi Informasi Fakultas Teknik, yakni Faturahman Yudanto dan Lely Monalisa di bawah bimbingan Anugerah Galang Persada.

Mendeteksi Gerakan

Dalam sarung tangan, tambah Nindi, terdapat teknologi untuk mendeteksi gerakan dan posisi jari tangan berupa flek sensor.

Informasi yang diterima berupa keluaran huruf, selanjutnya ditampilkan melalui aplikasi berbasis desktop atau smartphone.

"Output yang berupa bahasa verbal tulis atau rangkaian huruf nantinya akan dikonversikan ke dalam bentuk suara, sehingga orang dapat langsung mengerti apa yang dikomunikasikan, khususnya bagi yang tidak tahu bahasa isyarat," papar Nindi.

Selanjutnya, lawan bicara dapat menjawab dengan bahasa sehari-hari yang kemudian akan dikonversikan dalam bentuk verbal tulis yang dapat dibaca secara langsung oleh penyandang tunarungu atau tunawicara melalui layar komputer atau smartphone.

Pengembangan Signly, ditambahkan Faturahman, ditujukan untuk memudahkan komunikasi para penyandang tunarungu dan tunawicara dengan orang di sekitarnya. Sebab, komunikasi dengan bahasa isyarat sulit dimengerti oleh masyarakat umum.

"Karenanya, dibutuhkan alat yang bisa mambantu menjadi media komunikasi antarpengguna bahasa isyarat dan bahasa verbal," terangnya.

YK/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top