Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Penelitian: Semut Bisa Deteksi Kanker dengan Mencium Urin Manusia

Foto : Wikimedia Commons.

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Ilmuwan berhasil melatih semut untuk mendeteksi beberapa jenis kanker melalui indera penciumannya. Uniknya, hal itu dilakukan semut dengan mengendus bau urin manusia yang berubah oleh kehadiran kanker.

Studi baru yang diterbitkan dalam Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, para ilmuwan melatih semut untuk mendeteksi kanker sebagai cara yang menjanjikan untuk meningkatkan tingkat deteksi dini penyakit itu.

Diketahui, sel kanker dapat memancarkan bahan kimia tertentu yang disebut senyawa organik volatil (VOC), yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kanker.

Banyak hewan memanfaatkan kemampuan penciuman untuk mendeteksi dan mengidentifikasi aroma di lingkungannya untuk berbagai tujuan, seperti mencari makanan, mendeteksi pemangsa, dan mencari pasangan. Semut sendiri dipilih para peneliti karena memiliki indera penciuman yang kuat.

Dari banyaknya jenis semut, peneliti melaporkan bahwa semut berjenis Formica fusca yang banyak ditemui di Eropa dan sebagian Asia Selatan, memiliki keterampilan belajar yang sangat baik dalam hal bau yang relevan dengan lingkungannya.

Sebanyak 70 Formica fusca dilatih untuk mencium perbedaan antara urin dari tikus sehat dan tikus yang dicangkokkan dengan tumor kanker yang dikumpulkan dari manusia.

Seperti yang dilansir Medical News Today, semut jenis itu hanya butuh satu sesi latihan untuk menciptakan ingatan jangka panjang yang berlangsung selama beberapa hari. Mereka juga dilaporkan memiliki retensi memori yang kuat.

Setidaknya hanya butuh tiga sesi pelatihan, bagi semut Formica fusca untuk mengidentifikasi VOC dengan andal. Temuan ini menunjukkan bahwa semut memiliki potensi untuk digunakan sebagai cara yang murah dan efektif untuk mendeteksi kanker.

"Bukti konsep ini menunjukkan bahwa semut memiliki potensi untuk digunakan sebagai bio-detektor kanker yang efisien dan murah [di masa depan], karena kita perlu memvalidasi kemampuan semut menggunakan sampel manusia. Selain itu, mereka cepat dipelajari, mudah, dan murah perawatannya," kata Baptiste Piqueret, dari Lise Meitner Research Group Social Behaviour, Institut Max Planck untuk Ekologi Kimia di Jerman, yang terlibat dalam penelitian, seperti dilansir dari Medical News Today.

Temuan ini sekaligus memperkuat penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa semut dapat mendeteksi sel kanker manusia yang tumbuh di laboratorium.

"Tahun lalu kami menemukan bahwa semut dapat mencium bau kanker menggunakan jalur sel manusia. Dalam studi baru, kami menemukan bahwa semut mampu mendeteksi keberadaan tumor manusia di seluruh organisme, dengan mencium urin 'pasien' (kami menggunakan cangkok tikus dengan tumor manusia)," lanjut Piqueret.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top