Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penguatan Riset

Peneliti Kembangkan Teknologi Cetak 3D untuk Transplantasi Organ

Foto : Fox5news

Ilustasi jantung buatan hasil dengan printer 3D

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Transplantasi berbagai organ tubuh manusia dengan lebih mudah mungkin tidak lama lagi akan menjadi kenyataan, dengan upaya para peneliti Singapura mengembangkan jaringan buatan manusia yang dapat dicetak sesuai permintaan.

Dikutip dari The Straits Times, langkah ini adalah masa depan di mana kulit atau bagian tubuh baru dapat langsung dicetak pada pasien dalam hitungan menit menggunakan printer 3D, dan bahkan bahan bio untuk meniru kulit manusia berdasarkan desain digital yang dibuat di komputer.

Singapore Centre for 3D Printing (SC3DP) di Nanyang Technological University (NTU) bergabung dengan sekelompok peneliti di seluruh dunia yang mengejar cawan suci dalam teknologi transplantasi. Uji coba pada hewan di pusat tersebut menemukan sel-sel yang dicetak 3D dari pusat tersebut mampu beregenerasi menjadi tulang baru, sehingga membuka jalan untuk digunakan pada manusia di masa depan.

"Pusat tersebut menggunakan teknologi pencetakan 3D untuk membuat sel hidup untuk rekayasa jaringan, yang ditargetkan menjadi alternatif transplantasi organ," kata NTU dalam video tentang penelitiannya, baru-baru ini.

Setiap tahun, ribuan orang dalam daftar tunggu untuk mendapatkan organ milik donor yang meninggal karena kekurangan organ yang sesuai. "Bio-printing dapat mengatasi masalah ini dengan menciptakan tisu sesuai permintaan," kata NTU.

Bio-printing melibatkan pemindaian tubuh pasien untuk membuat model digital dari jaringan yang akan direplikasi.

"Komputer memungkinkan kita menampilkan semua kompleksitas yang ditemukan di jaringan manusia, seperti saluran oksigen dan folikel rambut," ujar Direktur SC3DP, Paulo Bartolo.

Dicampur Zat Khusus

Dia menjelaskan sel yang diambil dari jaringan pasien dicampur dengan zat khusus seperti gel yang dapat terbiodegradasi untuk pencetakan 3D, yang disebut Bio-tinta, dan kemudian dicetak lapis demi lapis untuk membentuk struktur organ.

"Sel manusia juga dapat ditanam pada bahan yang dapat terbiodegradasi, yang bertindak sebagai perancah bagi sel manusia untuk tumbuh dan memudar seiring berjalannya waktu sehingga sel pasien yang beregenerasi dapat mengambil bentuknya," kata Bartolo.

Timnya telah mendemonstrasikan kemampuan metode ini untuk menginduksi pembentukan tulang di sekitar perancah cetakan 3D pada tikus, menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk diterapkan pada manusia, tapi ini masih lama.

Menurut Bartolo, teknologi bio-printing juga membuka pintu bagi pengujian pemberian obat karena memungkinkan peneliti mengamati bagaimana jaringan pasien bereaksi terhadap zat tanpa membahayakan manusia.

Didirikan pada tahun 2014, pusat penelitian pencetakan 3D NTU melakukan studi di bidang manufaktur aditif untuk bidang-bidang, seperti konstruksi, ilmu pangan, dan pada tahun 2022, bio-printing.

Perusahaan ini meluncurkan kemitraan resmi dengan Singapore General Hospital (SGH) pada tanggal 4 Desember untuk memajukan penggunaan pencetakan 3D di titik perawatan dalam layanan kesehatan.

Hal ini akan menambah kemampuan pencetakan 3D SGH, yang mencakup pencetakan implan ortopedi untuk tulang dan otot serta peralatan bedah, yang pada akhirnya menawarkan jaringan bio-cetak yang dipersonalisasi dan implan yang lebih kompleks kepada pasien. Rumah sakit ini meluncurkan fasilitas pencetakan 3D pada tahun 2022.an manusia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top