Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Peneliti Australia Siapkan Uji Klinis Obat Kanker Otak pada manusia

Foto : Antara
A   A   A   Pengaturan Font

CANBERRA, -- Peneliti dari University of South Australia (UniSA) telah menemukan kandidat obat yang dapat mengobati jenis kanker otak paling mematikan.

Wang Shudong, Kepala Penemuan dan Pengembangan Obat di UniSA, pada Kamis (4/2) mengatakan bahwa uji coba obat eksperimental, Auceliciclib, membuktikan bahwa obat tersebut dapat menawarkan pengobatan baru untuk glioblastoma, yang saat ini belum ada obatnya, pada hewan.

Glioblastoma adalah jenis kanker otak paling mematikan dengan 95 persen pasien meninggal dalam waktu lima tahun setelah didiagnosis, menurut UniSA.

Wang mengatakan bahwa kanker otak "sangat menantang untuk diobati" karena sangat sedikit obat yang dapat menembus sawar darah otak (blood-brain barrier/BBB). Obat-obat yang mampu menembus BBB ini pun mengakibatkan efek samping yang serius.

BBB sebelumnya menghambat pengobatan untuk kanker otak karena kemampuannya untuk melindungi otak dari infeksi.

"Auceliciclib memiliki dua keunggulan utama dibandingkan obat lain yang sedang dikembangkan. Obat ini lebih spesifik pada target dan karena itu tampaknya memiliki toksisitas yang lebih rendah, serta dapat mencapai sel kanker di otak dengan lebih efektif," kata Wang dalam sebuah rilis media.

Saat ini, tim itu sedang mempersiapkan uji klinis obat pada manusia, yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Adelaide.

"Ini akan menjadi uji klinis pertama obat ini di dunia, dan saya sangat senang bahwa terapi kanker yang ditemukan di UniSA akan diuji pertama kali di Adelaide untuk kepentingan pasien kanker Australia Selatan," kata Wang.

Jika Auceliciclib terbukti efektif dalam uji klinis pada manusia, obat ini juga akan menjadi "terobosan penting" untuk kanker payudara dan paru-paru lainnya yang bermetastasis (menjalar) ke dalam otak, menurut para peneliti itu. Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top