Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Penebusan Atletico

Foto : AFP/Ian KINGTON
A   A   A   Pengaturan Font

Atletico akan berupaya memenangkan Liga Europa untuk ketiga kalinya dalam sembilan musim.

LYON - Setelah kekalahan menyakitkan di final kompetisi Eropa baru-baru ini, Atletico Madrid yang dilatih Diego Simeone bertekad untuk membenarkan status mereka sebagai favorit dalam pertandingan final Liga Europa melawan Marseille di Lyon, Kamis (17/5) dini hari WIB.

Atletico kalah pada perpanjangan waktu dari Real Madrid di final Liga Champions 2014, setelah beberapa detik nyaris merebut kemenangan dalam 90 menit. Tim asuhan Simeone kemudian kalah dalam adu penalti dari rival sekota mereka di final kompetisi yang sama dua tahun kemudian.

Tersingkir dari Liga Champions musim ini di babak penyisihan grup menjadi kejutan besar untuk sisi tangguh yang dipimpin oleh Antoine Griezmann di lini serang. Tapi, Atletico telah menempatkan itu di belakang mereka untuk merebut kejayaan di kompetisi kasta kedua Eropa yang kurang bergengsi.

Atletico kini berupaya untuk memenangkan Liga Europa untuk ketiga kalinya dalam sembilan musim, setelah menang pada tahun 2010 dan 2012, tak lama setelah 'Cholo' Simeone diangkat sebagai pelatih.

"Kami tidak sabar menunggu final datang," ujar bek Atletico Juanfran kepada Radio Marca saat Atletico menargetkan trofi pertama sejak 2014, ketika mereka memenangkan La Liga.

"Dengan 'Cholo' banyak hal telah berubah di Atletico. Semua yang kami alami dalam beberapa tahun terakhir ini akan kami ingat selamanya. Saya harap kami bisa mendapatkan medali lainnya," sambungnya.

Ini akan menjadi medali pertama, dan mungkin terakhir sebagai pemain Atletico untuk Griezmann, yang dibesarkan tidak jauh dari Lyon, tetapi telah menghabiskan seluruh kariernya di Spanyol.

Pemain depan berusia 27 tahun itu bergabung dengan Atletico dari Real Sociedad pada 2014. Dia kini disebut-sebut akan bergabung ke Barcelona.

Griezmann dan Diego Costa akan memimpin lini serang tim asuhan Simeone saat Atletico kembali ke Lyon. Sebelumnya Atletico kalah 0-3 dari Dynamo Kiev pada final Piala Winners yang kini sudah tidak ada, pada 1986.

Keuntungan Tuan Rumah

Atletico telah mengalami banyak kekecewaan pada final kompetisi Eropa dalam beberapa tahun belakangan. Hal yang sama juga terjadi pada Marseille.

Klub asal Prancis itu sebelumnya telah tampil pada empat laga final. Mereka kalah pada tiga kesempatan, kecuali saat merebut kemenangan atas AC Milan di final Liga Champions perdana tahun 1993.

Tim asuhan Rudi Garcia tersebut diperkirakan tidak akan melangkah hingga partai puncak karena memulai Liga Europa dari babak kualifikasi.

Tapi setelah bangkit untuk menang atas RB Leipzig di babak delapan besar dan Salzburg di semifinal, Marseille dan penggemar mereka yang penuh semangat kini memimpikan kemenangan di kandang.

"Mereka yang memenangkan Liga Champions pada 1993 masih menjadi pahlawan karena tidak ada orang lain yang melakukannya sejak itu," ujar pemain Marseille Dimitri Payet kepada UEFA.com.

"Kami tahu betapa sulitnya itu. Tentu saja, itu adalah sumber motivasi tambahan, dan jika kami memenangkan final, nama kami akan ditulis ke dalam buku sejarah klub selamanya," sambungnya.

Marseille juga berjuang untuk finis pada tiga besar klasemen liga Prancis. Kekhawatiran utama mereka adalah bahwa kelelahan akan menjadi faktor ketika mereka mencoba menembus pertahanan brilian Atletico.

"Mereka adalah klub besar, tim super dengan pemain dan pelatih hebat. Mereka terbiasa bermain di pertandingan besar Eropa. Mereka jelas favorit tetapi kami akan melakukan segalanya untuk menciptakan kejutan," ujar pemain sayap Florian Thauvin kepada harian olahraga L 'Equipe.

Hanya sekitar 11.500 penggemar mereka yang secara resmi akan hadir. Tapi beberapa ribu lainnya harus melakukan perjalanan selama tiga jam ke Lyon. Pihak berwenang telah bersiap mengantisipasi masalah ancaman. Pertikaian antar supporter berkembang dalam beberapa tahun terakhir antara Marseille dan Lyon.

ben/AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top