Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pilkada Serentak - Tiga Anggota Polisi Diculik usai Bertugas di Distrik Hulu

Pencoblosan dan Penghitungan Suara di Papua Terhambat

Foto : ISTIMEWA

Komisioner KPU Papua, Musa Sombuk

A   A   A   Pengaturan Font

PAPUA - Penembakan di Puncak Jaya saat hari pencoblosan, Rabu (27/6), dan beberapa insiden keamanan lain membuat penyelenggaraaan dan penghitungan suara Pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2018 di Papua terhambat. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua pun telah menetapkan 5 Juli 2018 sebagai waktu terakhir pengumpulan hasil rekapitulasi suara sementara dari masing- masing kabupaten.

Komisioner KPU Papua, Musa Sombuk, mengatakan pihaknya belum menerima semua hasil penghitungan suara. "Keterlambatan ini disebabkan beberapa faktor seperti kondisi daerah di beberapa kabupaten yang sulit dijangkau serta masalah keamanan," kata Musa Sombuk, di Jayapura, Kamis (28/6).

Kasus terakhir menyangkut keamanan adalah penembakan di Kabupaten Puncak Jaya, yang menewaskan seorang petugas penyelenggara pemungutan suara. Juru bicara Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal, mengatakan penembakan terjadi di Distrik Torere, Puncak Jaya, yang menelan korban tewas tiga orang.

"Ya benar, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah dan menelan korban dari aparat kepolisian dan seorang camat, atau kepala distrik," katanya. Selain tewasnya tiga orang itu, masih ada tiga orang anggota polisi yang sampai saat ini belum diketahui keberadaannya. Sementara itu, empat anggota polisi lain berhasil selamat dalam penyergapan itu.

Menurut Ahmad Mustofa Kamal, para anggota polisi itu diculik saat sedang bertugas mengawal jalannya proses pemilihan di Distrik Hulu dan hendak kembali ke Distrik Torere menggunakan dua speed boat jalur sungai, ketika disergap dan ditembaki. Polisi masih terus melakukan upaya pengejaran untuk menyelamatkan dua polisi yang hilang.

Sebelumnya terjadi pula penembakan oleh sekelompok orang terhadap pesawat yang membawa belasan anggota polisi di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, Senin (25/6) pagi. Akibatnya, pada hari pencoblosan, KPU setempat menolak menyelenggarakan pemungutan suara. Pelaksana Tugas Gubernur Papua, Soedarmo, menyebut KPU Paniai menolak mendistribusikan logistik pilgub ke berbagai distrik atau kampung di kabupaten itu. Kapolda Papua, Irjen Boy Rafli Amar, menambahkan sekelompok orang bersenjata memang berupaya menembaki bandara di Kenyam.

Medan yang Sulit

Selain masalah keamanan, penghambat utama Pilkada Papua yang melibatkan sekitar 3,4 juta pemilih itu adalah medan yang sulit. Salah satunya adalah Tolikara. Kabupaten ini memiliki 46 distrik dan 541 kampung. Dari jumlah itu, lima distrik di antaranya hanya bisa dijangkau menggunakan transportasi udara, ditambah tidak adanya jaringan telepon.

Kelima distrik itu adalah Egiam, Dow, Warry, Wina, dan Dundu. "Kalau lima distrik ini hanya bisa pakai helikopter karena belum ada jalan darat," kata Derwes Yikwa, Kepala Diskominfo Tolikara. Sisanya, kata Derwes, sudah bisa dijangkau menggunakan kendaraan roda empat. "Ini bisa pakai mobil seperti jenis Strada atau setara itu (berpenggerak empat roda).

Kalau mobil biasa susah karena harus turun naik gunung dan jalan belum diaspal. Dan, bisa pakai motor juga," katanya. KPU Papua pun telah menetapkan 5 Juli 2018 sebagai waktu terakhir pengumpulan hasil rekapitulasi suara sementara dari masing-masing kabupaten. "Batas akhir rekapitulasi dari kabupaten masuk ke provinsi, 5 Juli 2018.

Tanggal 6 (Juli) kami sudah tidak bertugas lagi karena habis masa jabatan. Mungkin KPU baru yang akan merekap. Mungkin beberapa hari ke depan baru kita dapat gambaran," katanya. Di tempat terpisah, Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, membenarkan bahwa dua anggota Kepolisian RI belum ditemukan setelah terjadinya penyerangan oleh KKB di Distrik Torere, Papua.

"Saat ini, dua anggota Polri masih belum ditemukan. Kami juga belum mengetahui, apakah kedua personel itu masih dalam keadaan hidup atau meninggal dunia," kata Setyo. Setyo menjelaskan, penyerangan terjadi siang hari saat pemungutan suara sudah selesai. Saat itu, sembilan anggota Polri bersama Kepala Distrik Torere, Obaja Foraro, menggunakan dua speed boat membawa logistik pilkada dan hasil pemungutan suara ke Distrik Torere.

Dalam perjalanan itu, kata Setyo, terjadi penyerangan oleh KKB. Akibatnya, Kepala Distrik Torere tewas dalam baku tembak, sedangkan dua anggota Polri terjun ke sungai untuk menyelamatkan diri.

Ant/Eko/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top