Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebocoran Blok ONWJ I Warga Diminta Mendata Kerugian Masing-masing

Pencemaran Minyak Kian Meluas

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Tumpahan minyak yang mencemari pesisir pantai Laut Jawa semakin meluas, mulai dari Karawang hingga Teluk Jakarta.

JAKARTA - Sejumlah pihak mendesak PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) untuk segera menghentikan kebocoran pipa Sumur YYA Blok ONWJ, agar pencemaran minyak tidak meluas. Sekarang ini, pencemaran minyak sudah meluas dari Karawang hingga pesisir Bekasi hingga Teluk Jakarta.

Manager Energi dan Kampanye Perkotaan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Dwi Sawung, menyebutkan pihaknya menuntut pertanggungjawaban Pertamina atas kasus semburan dan gas dari sumur YYA-I Blok ONWJ. Hingga saat ini, dari pantauan satelit pencemarannya bukan hanya sekitar Karawang, Jawa Barat, tetapi sudah menyebar hingga Bekasi dan Teluk Jakarta. Hal ini yang sama sekali tidak diduga Pertamina sebelumnya.

"Kami melihat Pertamina lalai sejak mulainya peristiwa ini. Masyarakat tidak diberitahukan tentang kecelakaan ini. Berapa hari kemudian baru ada kabar. Padahal, mestinya ada informasi lebih awal bahwa dampaknya sampai ke masyarakat. Informasi awal diperlukan agar masyarakat waspada, sehingga kerugiannya bisa diminimalisir," tegas Dwi Sawung, di Jakarta, Minggu (28/7).

Karena itu, Sawung meminta pertanggungjawaban penuh dari Pertamina terkait kasus ini. Tidak seperti yang terjadi di Balikpapan, yang mana mereka menghindar kendatipun di sana itu karena ulah nahkoda kapal, tetapi secara korporasi Pertamina tetap harus bertanggung jawab. "Ini kan kecelakaannya di sumur. Kendatipun masalahnya sangat teknis, tapi ini tetap tanggungjawabnya perusahaan,"tegasnya.

Terkait kerugian, Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, menugaskan para kepala desa yang daerahnya terdampak kebocoran minyak mentah milik Pertamina untuk menginventarisasi kerugian yang diderita warganya. "Saya menerima keluhan dari petani tambak yang bibitnya pada mati karena air area tambaknya tercemar limbah. Ada juga nelayan yang tidak melaut karena tangkapannya berkurang drastis akibat laut tercemar minyak mentah," katanya, Sabtu (27/7).

Bupati mengaku sudah menyampaikan agar pihak Pertamina memberikan kompensasi atas kerugian yang dialami masyarakat Karawang, khususnya para petani tambak dan nelayan. Jadi untuk mendapatkan kompensasi, para kepala desa harus melakukan pendataan dampak dari bocornya minyak mentah tersebut.

Ganti Rugi

Menanggap hal tersebut, sebelumnya VP Corporate Communication PT Pertamina Fajriyah Usman menyatakan, PT Pertamina (Persero) menyiapkan kompensasi bagi warga di pesisir Karawang, Jawa Barat, yang terdampak tumpahan minyak."Nanti penggantian pasti akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan," ujarnya.

Menurutnya, Pertamina juga telah membangun sejumlah posko sebagai saluran pengaduan bagi warga yang terdampak. Disinggung mengenai besaran kompensasi yang akan diberikan, pihaknya masih menyiapkan formulasi yang pas dan proses penyaluran dilakukan dengan menghimpun pengaduan melalui kelompok masyarakat.

Prosedur penanganan tumpahan minyak di Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Karawang, sudah tepat (on the track). "Hidro karbon yang menyembur dari YYA ini adalah jenis waxy oil, semacam minyak berat seperti lilin. Karena itu, diperlukan skimmer khusus, yakni Octopus skimmer untuk menghisap tumpahan minyak tersebut," kata Direktur Teknik dan Lingkungan Ditjen Migas, Adhi Wibowo. Ant/ers/E-12

Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top