Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Zaman Gubernur Anies Baswedan Tak Terealisasi

Penambahan "Park and Ride" Bisa Jadi Solusi Kemacetan di Jakarta

Foto : istimewa

Petugas merapikan sepeda motor yang parkir di fasilitas Park and Ride Vertical Terminal Ragunan, Jakarta, Selasa (29/11/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu faktor penyebab yang membuat warga Jakarta enggan naik transportasi umum adalah jarak tempuh dari rumah ke halte/stasiun. Konsep ini bisa jadi solusi bagus yaitu dengan menyediakan tempat parkir di dekat tempat naik kendaraan umum

Jakarta - Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo menilai penambahan fasilitas kantong parkirdekat dengan transportasi publik (park and ride) bisa menjadi solusi kemacetan Jakarta.

Karena, kata Anggara, dengan memperbanyak fasilitaspark and ride, hal itu bisa menambah jumlah pengguna transportasi umum.

"Salah satu faktor penyebab yang membuat warga Jakarta enggan naik transportasi umum adalah jarak tempuh dari rumah ke halte/stasiun. Konsep ini bisa jadi solusi bagus yaitu dengan menyediakan tempat parkir di dekat tempat naik kendaraan umum," kata Anggara dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (13/2).

Menurut Anggara, fasilitaspark and ridejuga lebih baik menerapkan tarif flat yang bisa membuat masyarakat mau parkir di sana karena harganya murah dan tetap sama walau berjam-jam parkir.

Anggara menyebut bahwa sebenarnya Pemprov DKI Jakarta ini telah memiliki sembilan lokasipark and ride, namun jumlah tersebut masih terlalu sedikit dibandingkan kendaraan di Jakarta.

"Saat ini baru ada sembilan lokasi kantong parkir dengan konsep ini. Zaman Gubernur Anies sebenarnya direncanakan membangun empat lokasi lagi yakni Glodok, Kebon Kacang, Roxy, Cempaka Mas, tetapi tidak terealisasi," ucapnya.

Ia juga menyarankan fasilitaspark and rideuntuk dibangun vertikal demi memaksimalkan luaslahan yang tersedia melalui kolaborasipihak swasta.

"Pasti hambatannya adalah keterbatasan lahan, maka saya sarankan dibangunvertikal. Bisa juga kerjasama menggunakan bangunan milik swasta," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Latif Usman mengakui terjadi peningkatan kemacetan di jalanan Jakarta, di mana peningkatan kemacetan yang terjadi hingga 48 persen (Desember 2022) dari sebelumnya tahun 2020 34 persen.

Menurut Latif, angka tersebut menunjukkan tambahan durasi perjalanan yang harus dialami pengendara akibat macet. Latif menyebut kemacetan meningkat seiring dengan semakin tingginya aktivitas masyarakat setelah dicabutnya status pandemi oleh presiden, sehingga menjadi sinyal meningkatnya perekonomian.


Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top