Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pandemi Korona

Pemudik Dini Bisa Picu Lonjakan Covid-19

Foto : ANTARA/Fauzan

Calon penumpang pesawat udara menunggu jadwal keberangkatan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (2/5/2021). Sebagian masyarakat memilih mudik lebih awal guna menghindari masa larangan mudik sejak 6 hingga 17 Mei 2021 mendatang.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Semua pakar epidemologi mengingatkan relasi antara mobilitas penduduk dan peningkatan penularan Covid-19. Bahkan, Satgas Covid-19 juga mengakui dalam beberapa kali peningkatan mobilitas akibat liburan dan hari raya telah menyebabkan lonjakan penularan SARS-CoV-2.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo, bahkan mengingatkan selain angka kasus aktif setelah liburan, selalu terjadi peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR) di setiap rumah sakit dan angka kematian tenaga medis dan dokter serta perawat.
Oleh karena itu, langkah pemerintah untuk menekan lonjakan sudah sangat tepat dengan melarang mudik Lebaran tahun ini karena berdasarkan pengalaman sebelumnya walaupun sudah ada pelarangan ternyata angka mudik berdasarkan data Kementerian Perhubungan dari angkutan umum saja tercatat 297.453 orang.
Angka itu memang baru tercatat dari angkutan umum, namun bisa mewakili sebuah analisa karena untuk mencatat jumlah pemudik dengan angkutan pribadi belum ada instrumen yang menjadi rujukan. Ada angka kendaraan yang melintas di tol, namun tidak bisa memberikan identifikasi secara jelas mana kendaraan pribadi dan angkutan umum dari data tersebut.
Dengan mobilitas penumpang umum yang tercatat sekitar 300 ribu pada tahun lalu sudah cukup memicu peningkatan kasus harian sekitar 70-90 persen, dua pekan setelah libur Lebaran usai. Saat itu sempat membuat rumah sakit kewalahan menyediakan ruang perawatan dan karantina.
Untuk menganalisa perkiraan peningkatan kasus tahun ini, angka 300 ribu pemudik pada angkutan umum tahun lalu bisa menjadi rujukan, jika angka itu terlampaui maka semua pihak harus bersiap menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang lebih besar lagi.
Mengapa prediksinya tetap ada lonjakan? Beberapa yang mendasari analisa itu adalah sikap masyarakat yang belum banyak berubah dalam menerapkan protokol kesehatan.
Pejabat publik dan pengamat di sejumlah daerah bahkan menilai mulai kendor penerapan protokol kesehatan karena pertama terbuai oleh program vaksinasi dan kedua banyak yang mulai lelah menerapkan protokol kesehatan khususnya memakai masker dan menjaga jarak.
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio juga sependapat, pola masyarakat dalam menghadapi pandemi ini belum berubah dan sebagian justru tidak peduli dan abai dengan protokol kesehatan menjelang musim mudik tahun ini.
Faktor lainnya adalah apakah pemerintah daerah benar-benar sudah menyiapkan sumber daya untuk melakukan 3T (testing, tracing dan treatment) untuk para pemudik. Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top