Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesediaan Pangan

Pemprov Pastikan Harga Pangan Tetap Stabil

Foto : ANTARA/HO-Sudin Kominfo Jakarta Pusat

Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Pusat melakukan kegiatan pengawasan pangan terpadu di Pasar Johar Baru, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) memastikan kesediaan pangan menjelang Ramadan tetap terjaga untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta. Selain itu, harga pangan juga tetap stabil.
"Jadi, kami bersama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) dan Dirut BUMD, Pasar Jaya, dan Dharma Jaya berkomitmen untuk menjaga menstabilkan kesediaan pangan," kata Wakil Gubenur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, pada webinar di Balai Kota, Jakarta, Kamis (25/3).
Riza mengatakan pihaknya juga akan melakukan pengawasan harga pangan agar tetap stabil. Salah satu langkah yakni mengadakan pasar murah di sejumlah pasar tradisional di Jakarta, sepert Pasar Minggu, Pasar Klender, dan sebagainya.
"Kami berkomitmen menjaga stabilitas harga pangan yang menjadi tugas BUMD, dan dinas KPKP. Salah satunya pengawasan harga dan stok pangan seperti mengadakan pasar murah di Pasar Minggu, Klender, pasar tradisional lainnya," ujarnya.
Menurut Ariza, masyarakat khususnya warga Jakarta, tidak perlu khawatir terkait ketersediaan pangan di Jakarta. Sampai dengan hari ini, Jakarta tak pernah ada masalah dengan pangan. "Termasuk dulu waktu kejadian 98 sekalipun, kita tak pernah ada ada masalah dengan pangan. Apalagi sekarang dalam kondisi normal, dan saat pandemi, sekalipun Ramadan, dan Idul Fitri pangan tersedia," jelasnya.
Dikatakan Riza, memang biasanya menjelang Ramadan atau puasa ada peningkatan harga pokok mencapai 10-15 persen, tapi semua busa terjangkau. "Di satu sisi memberi keuntungan pada petani, tentu ada peningkatan di pedagang, meski bagi konsumen dianggap memberatkan, tapi masih dapat dikendalikan," ungkapnya.
Selain itu, Pemprov DKI sudah melakukan pengawasan sebanyak 1820 sampel di pasar modern, tradisional. "Alhamdulillah, hasilnya 100 persen aman. Tinggal kita berkolaborasi dengan beberapa elemen, sehingga tak hanya memastikan cukup, tapi juga harganya murah," tuturnya.

Alami Peningkatan
Sementara itu, Plt Kadis KPKP, Suharini Eliawati, mengatakan permintaan kebutuhan pangan untuk bulan Ramadan dan Idul Fitri dipastikan akan meningkat. "Dari data series kita ada sekitar 10 sampai 15 persen itu permintaannya. Bagaimana dengan harganya? Harganya pun mengikuti. Kenaikannya di antara 3 sampai 5 persen. Itu adalah hal-hal yang masih kita lazimkan, karena memang selalu pedagang akan bilang setahun sekali," ujar Suharini.
Suharini merinci stok komiditas beras saat biasa atau normal mencapai 103.396 ton. Persediaan komoditas pada hari besar keagamaan nasional (HKBN) 103.606 ton, atau ada kenaikan 0,20 persen. Stok daging sapi hari normal 5.509, pada hari besar keagamaan nasional (HKBN) mencapai 5.805, kenaikan 5,37 persen.
"Stok komiditas daging ayam, normal 23.701, hari besar keagamaan nasional (HKBN) 24.254, ada kenaikan 2,33 persen, telur ayam, pada hari biasa atau normal mencapai 19.962, hari besar keagamaan nasional HKBN 21.379, kenaikan 7,10 persen," ujarnya.
Ketersediaan cabai rawit, lanjut Suharini, untuk hari biasa mencapai 2.506, hari besar keagamaan nasional HKBN 2.580, kenaikan 2,95 persen, cabai besar hari biasa mencapai 3.500, sedangkan pada hari besar keagamaan nasional HKBN 3.578, kenaikan 2,23 persen, bawang merah pada hari biasa mencapai 7.124, pada hari besar keagamaan nasional HKBN 7.314, kenaikan 2,74 persen.
"Bawang putih pada hari biasa 1.726, HKBN 1.787, hari besar keagamaan nasional kenaikan 3,53 persen, gula pasir pada hari biasa 6.286, hari besar keagamaan nasional HKBN 6.421, kenaikan 2,44 persen, minyak goreng hari biasa normal 16.562, sedangkan pada hari besar keagamaan nasional HKBN 16.948, kenaikan 2,33 persen," ungkap Suharini.
Dikatakan Suharini, angka tren yang menjadi dalam waktu tiga tahun berjalan seperti ini. Kemudian tahun 2020 dan 2021 ini bisa diyakinkan tidak akan banyak perubahan. jon/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top