Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebutuhan Pangan - Produksi Ikan Konsumsi Kabupaten Bogor Turun

Pemkot Bogor Mesti Tekan Lonjakan Harga Daging

Foto : ANTARA/Pemkot Bogor
A   A   A   Pengaturan Font

BOGOR - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor Atang Trisnanto meminta Pemerintah Kota Bogor menekan lonjakan kenaikan harga daging sapi yang kini sudah mencapai 130.000 sampai dengan 135.000 rupiah per kilogram.

"Ketersediaan stok dan distribusi yang lancar itu kuncinya. Jadi tidak ada alasan harga akan terus meningkat jika dua hal itu terpenuhi," kata Atang di Kota Bogor, kemarin.

Atang menjelaskan permintaannya agar Pemerintah Kota Bogor mempersiapkan dua langkah tersebut sebagai bentuk saling mengingatkan agar gejolak harga-harga bahan pokok tidak menjadi topik yang terus membebani masyarakat.

Sejak dua pekan ini, harga daging sapi mengalami kenaikan 10.000 sampai 15.000 rupiah dari 115.000 atau paling tinggi 125.000 rupiah menjadi 130.000 hingga mencapai 135.000 rupiah per kilogram.

Menjelang Ramadan, kata dia, kebutuhan akan kuliner biasa meningkat sementara ekonomi masyarakat sedang lemah selama Pandemi Covid-19 di tengah kenaikan harga bahan pokok makanan masyarakat.

Terlebih, bahan-bahan pokok lain seperti minyak goreng, tempe dan tahu, kemudian disusul harga daging sapi kini meningkat.

Dari ketiganya, yang jelas dapat diantisipasi Kota Bogor melalui dua langkah tersebut adalah daging sapi. Kota hujan itu memiliki rumah potong hewan (RPH) Bubulak yang bisa dikoordinasikan dari sekarang mengenai ketersediaan stok daging sapi bagi pasar-pasar yang ada.

Atang menyampaikan untuk langkah pertama sesuai usulannya sudah terkonfirmasi oleh Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Pakuan Jaya bahwa stok daging sapi masih aman.

Ia menitip pesan kepada perusahaan tersebut untuk menjaganya selama Ramadan dan Idul Fitri yang tinggal beberapa minggu lagi.

Tinggal bagaimana mempersiapkan pengawasan terhadap distribusi daging dari rumah potong sampai ke tangan pedagang. "Rumus niaga tetap sama, stok aman harga aman. Stok kurang, harga naik. Jadi kalau memang stok aman, tugas selanjutnya amankan distribusi," kata Atang.

Pantauan di Pasar Anyar pada Rabu, harga daging sapi memang dijual pedagang seharga 130.000 sampai 135.000 rupiah.

Salah satu pedagang yang ditemui, Asep mengaku harga daging sapi yang dijualnya masih 130.000 rupiah agar pembeli langganannya tidak kabur.

Pandemi Covid-19

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, Jawa Barat mencatat ada penurunan pada produksi sektor ikan konsumsi di wilayahnya selama pandemi Covid-19.

"Berdasarkan perkembangan produksi perikanan menurut jenis ikan, untuk ikan konsumsi dari semula 125 ribu ton pada tahun 2019, menurun jadi 118 ribu ton pada tahun 2020," ungkap Koordinator Fungsi Statistik Sosial BPS Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani di Cibinong, Bogor, Rabu.

Menurutnya, angka produksi ikan konsumsi di tahun 2019 tersebut sudah mengalami peningkatan dari angka produksi tahun 2018 yang seberat 122 ribu ton.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top