Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kebijakan Publik I Capaian Vaksinasi dan "Booster" Masih Rendah

Pemkab Lebak Terapkan PPKM Level 2

Foto : ANTARA/Mansur.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Triatno Supiyono.

A   A   A   Pengaturan Font

Penerapan agar masyarakat disiplin mematuhi prokes dan 5M guna mencegah penyebaran penyakit mematikan itu.

LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 guna mengendalikan pandemi Covid-19 karena cakupan vaksinasi belum optimal.
"Penerapan PPKM Level 2 karena cakupan vaksinasi belum optimal, apalagi booster," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Triatno Supiyono, di Lebak, Sabtu (6/8).
Ia menjelaskan Pemkab Lebak menargetkan vaksinasi satu juta. Namun, realisasi vaksin pertama mencapai 900.000 atau 80.75 persen. Kemudian, vaksin dua sebanyak 726.000 (68.24 persen) dan vaksin 3 tercatat baru 162.000 (15.29 persen). Pencapaian vaksinasi, tentu dinilai belum maksimal. Maka, pemerintah daerah dengan berbagai instansi terus melakukan pelayanan vaksinasi. "Apalagi realisasi vaksinasi booster masih sangat rendah," tandas Triatno.
Dia minta masyarakat dapat menyukseskan vaksinasi guna mencegah penyebaran pandemi.
Menurut dia, dengan pemberlakuan PPKM Level 2 masyarakat harus disiplin mematuhi protokol kesehatan, di antaranya memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilisasi dan menghindari kerumunan (5M).
Selama ini, kata dia, penyebaran Covid-19 di Lebak sejak satu bulan terakhir kembali meningkat. Bulan lalu, pasien isolasi tersisa satu orang, namun kini bertambah menjadi 45 orang. Begitu juga pasien Covid-19 dari 13.900 kini menjadi 14.049. Pasien yang sembuh 13.787 dan meninggal 227.
Karena itu, PPKM Level 2 diterapkan agar masyarakat disiplin mematuhi prokes dan 5M guna mencegah penyebaran penyakit mematikan itu. Dalam penerapan PPKM Level 2, kata Triatno, kegiatan ekonomi masyarakat dibolehkan, tapi dibatasi berbeda dengan PPKM Level 3 serta 4.
Namun, PPKM Level 2 diperlukan kesadaran masyarakat untuk mematuhi prokes dan 5M. Sebab peningkatan Covid-19 terjadi karena mengabaikan prokes dan 5M juga orang sering kali ke luar daerah.
"Kami tidak henti-hentinya mengajak masyarakat mematuhi prokes, 5M dan vaksinasi untuk memutus mata rantai Covid-19," katanya.
Ke Puskesmas
Sementara itu, kesadaran pentingnya kesehatan warga Badui pedalaman semakin tinggi. Hal itu terlihat semakin banyak warga Badui yang berobat ke puskesmas. Tahun lalu, ada 210 orang Badui ke puskesmas. Tahun ini menjadi 500 orang.
"Kami terus meningkatkan pelayanan kesehatan dasar kepada warga Badui yang berobat maupun rawat inap," kata Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak, Dede Hardiansyah. Puskesmas Cisimeut disertai Dengan Tempat Perawatan (DTP) yang melayani masyarakat Badui.
Saat ini, kunjungan masyarakat Badui yang berobat ke puskesmas 15-18 orang per hari. Tahun lalu hanya 7-10. Mereka ke puskesmas untuk berobat dan memeriksakan kesehatan. Mereka ingin hidup sehat.
Selain itu, puskesmas juga melayani warga untuk mendapat rujukan perawatan di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, RSUD Banten, hingga RSCM Jakarta. Kebanyakan yang berobat ke puskesmas adalah warga Badui Luar yang sehari-hari berada di ladang-ladang untuk bercocok tanam. Mereka sudah sadar, kalau sakit, persalinan, maupun digigit ular berbisa, mendatangi puskesmas.
Bahkan, jumlah balita di permukiman Badui sebanyak 706 anak, 12 di antaranya stunting. Kini, mereka setiap bulan mendatangi sembilan posyandu dan puskesmas. "Kami tidak henti-henti mengoptimalkan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat Badui untuk mewujudkan Indonesia sehat," katanya. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top