Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kericuhan Politik

Pemimpin Oposisi Bangladesh Ditahan

Foto : AFP/Munir uz zaman

Kerusuhan di Bangladesh I Sejumlah personel polisi berupaya membubarkan aksi protes yang diwarnai kericuhan di Dhaka, Bangladesh, pada Sabtu (28/10). Kericuhan terjadi setelah aktivis oposisi dari Bangladesh Nationalist Party menuntut agar PM Sheikh Hasina mundur.

A   A   A   Pengaturan Font

DHAKA - Pemimpin oposisi utama Bangladesh ditahan untuk diinterogasi pada Minggu (29/10) pagi, ketika bentrokan berlanjut untuk hari kedua antara polisi dan pengunjuk rasa yang berdemonstrasi menentang perdana menteri menjelang pemilu mendatang.

"Polisi juga melakukan serangkaian penggerebekan di rumah para pemimpin senior Partai Nasionalis Bangladesh (BNP)," kata juru bicara partai, Zahir Uddin Swapan, seraya menambahkan bahwa hampir 3.000 aktivis dan pendukung partai telah ditahan dalam sepekan terakhir.

Sementara itu Komisaris Polisi Metropolitan Dhaka, Habibur Rahman, mengatakan bahwa pemimpin BNP, Mirza Fakhrul Islam Alamgir, telah ditahan untuk diinterogasi.

Rahman mengatakan bahwa Alamgir akan diinterogasi atas kekerasan yang terjadi pada Sabtu (28/10) yang menewaskan seorang petugas polisi dan seorang pengunjuk rasa, dan setidaknya 26 ambulans polisi dibakar atau dirusak.

Alamgir, 75 tahun, sekretaris jenderal BNP, telah memimpin partai tersebut sejak ketua BNP dan dua kali mantan PM Khaleda Zia ditangkap dan dipenjara, dan putranya diasingkan ke Inggris.

Oposisi yang bangkit kembali melancarkan protes untuk memaksakan tuntutannya selama berbulan-bulan, meskipun pemimpin mereka, Zia, yang sedang sakit, secara efektif berada dalam tahanan rumah setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan korupsi.

Protes yang dilakukan BNP dan partai Islam terbesar, Jamaat-e-Islami, pada Sabtu, termasuk yang terbesar pada 2023, dan menandai fase baru dalam kampanye mereka dengan pemilihan umum yang dijadwalkan sebelum akhir Januari.

Lebih dari 100.000 pendukung dua partai oposisi besar berunjuk rasa pada Sabtu untuk menuntut PM Sheikh Hasina mundur guna memungkinkan pemungutan suara yang bebas dan adil di bawah pemerintahan netral.

Protes berubah menjadi bentrokan keras selama beberapa jam di Dhaka tengah, dan BNP dan Jamaat-e-Islami menyerukan pemogokan nasional pada Minggu untuk memprotes kekerasan tersebut.

Penjagaan Ketat

Keamanan di ibu kota pada Minggu terlihat dijaga sangat ketat, dengan ribuan anggota pasukan keamanan berpatroli di jalan-jalan. Namun polisi di distrik utara Lalmonirhat mengatakan seorang pemimpin pemuda di partai yang berkuasa tewas, dan beberapa lainnya terluka, dalam bentrokan sengit antara ratusan pendukung partai oposisi dan partai berkuasa.

Polisi juga menuduh para pengunjuk rasa membakar sebuah bus di Dhaka pada Minggu dini hari, setelah terjadi kebakaran yang menewaskan satu orang dan seorang lainnya mengalami luka bakar parah.

Polisi dan aktivis oposisi pun dilaporkan telah bentrok di beberapa distrik pedesaan di kota industri Narayanganj.

Petugas menembakkan peluru karet dan gas air mata ke arah pengunjuk rasa setelah mereka membakar ban di jalan dan mencoba merusak kendaraan, kata kepala polisi Distrik Golan, Mostofa Russell. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top