Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pesta Demokrasi -- Penyederhanaan Kurangi Beban Pemilih dan Penyelenggara

Pemilihan Umum Serentak 2024 Sebaiknya Tanpa DPRD

Foto : Koran Jakarta/M. Fachri

Anggota Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini

A   A   A   Pengaturan Font

Pemilih membutuhkan waktu lebih lama untuk membuka dan melipat surat suara, lalu memasukkan ke dalam kotak suara. Penyederhanaan juga demi efisiensi karena jumlah surat dan kotak suara berkurang.

JAKARTA - DPRD sebaiknya tidak disertakan dalam pemilihan umum (pemilu) serentak. Biar saja pemilu serentak cukup untuk presiden, DPR, dan DPD. DPRD dikeluarkan dari pemilu serentak saja. Usul ini disampaikan anggota Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini, di Jakarta, Jumat (6/8).

Usul tersebut diungkapkan ketika membahas penyelenggaraan Pemilu 2024. Menurut Titi, penggabungan pemilihan umum DPRD dengan Presiden, DPR, dan DPD membuat beban pemilih dan panitia penyelenggara pemilu menjadi lebih berat serta rumit.

Hal penyebab kompleksitas Pemilu 2024, sehingga perlu disederhanakan. Dia menuturkan, sebaiknya untuk sistem pemilu legislatif proporsional terbuka, terdapat aturan tidak banyak posisi yang dipilih secara bersamaan. Juga skala daerah pemilihan, sebaiknya tidak terlalu besar.

Sistem pemilu legislatif proporsional terbuka adalah sistem pemilu yang memungkinkan pemilih untuk memberi suara kepada individu yang akan duduk di kursi parlemen, alih-alih hanya memberi suara berdasarkan partai. Pemilihan dengan model ini mengakibatkan banyaknya daftar nama calon legislatif yang tercantum di dalam surat suara.

Maka dari itu, Titi menilai bahwa pemisahan pemilihan DPRD dari pemilu Presiden, DPR, dan DPD bisa menyederhanakan pemilu. "Hal itu juga untuk menghindari pemilu yang terlalu crowded," tuturnya. Dia menambahkan pemilihan yang terlalu padat akan menyulitkan pemilih dan membebani petugas.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara, Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top