Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Direktur Satpol PP Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Arief M Edie, tentang Penanganan Bencana Tsunami

Pemerintah Sudah Kerahkan Sumber Daya Bantu Penanganan Bencana

Foto : koran jakarta/agus supriyatna
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah sendiri langsung bergerak cepat mengirimkan tim untuk melakukan evakuasi dan identifikasi korban. Untuk mengupas itu, Koran Jakarta sempat mewawancarai Direktur Satuan Polisi dan Pamong Praja Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Arief M Edie, via telepon.

Arief sendiri saat diwawancarai pada hari Senin (24/12) sedang ada di Banten untuk mengoordinasikan tim Kemendagri yang turun membantu penanganan bencana. Berikut kutipan wawancaranya.

Mendagri menginstruksikan kirim tim membantu penanganan bencana, bisa diceritakan suasana penanganan bencana di sana?

Ada tiga pulau di Pandeglang yang warganya belum dievakuasi. Jumlah warga 30 orang. Besok pagi (25/12) akan dievakuasi kapal Basarnas.

Yang rusak parah daerah mana saja?

Memang yang rusak parah itu di Kecamatan Sumur. Ada satu desa yang belum tersentuh yaitu Desa Paniis. Tim dari pusat, kita kan bentuk tim. Kemendagri keliling di Lampung dan di Banten. Di Banten ada dari Ditjen Pembangunan Daerah, Ditjen Keuangan Daerah, Ditjen Pemerintahan Desa, dan Ditjen Administrasi Kewilayahan serta Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Total ada 15 orang.

Apa instruksi dari Mendagri?

Kita mendata sarana dan prasarana pemerintahan yang rusak dan ikut membantu penanganan bencana.

Di Kecamatan Sumur yang paling parah kena dampak bencana, berapa desa yang kena terjangan tsunami?

Saat ini, di Kecamatan Sumur ada tujuh desa yang rusak, terdampak. Untuk kecamatan lain kita data sambil berjalan. Saat ini kita fokus berikan bantuan untuk warga. Warga tepi pantai lari ke gunung dan rumah saudarasaudaranya.

Kita drop bantuan ke posko. Langsung kita bagi ke warga. Banyak rumah warga rata. Ada satu desa, yakni Desa Sumber Jaya rata. Jadi warga ada di bukit-bukit tepi pantai. Kemudian, Karang Taruna menempatkan mereka di SD-SD yang tidak terkena dampak. Ada kita serahkan di 2 SD yang dikelola Karang Taruna. Kita bawa susu, biskuit. Pak Dirjen dan Mendagri terus memantau. Bahkan, Presiden sendiri turun langsung pakai heli.

Akses ke tempat bencana bagaimana?

Prinsipnya, pemerintah sudah turun. Warga juga terima kasih. Relawan banyak yang masuk. Kita coba jalur yang sempat putus. Dari Tanjung Lesung ke Kecamatan Sumur. Tapi kami lewat ada yang mesti putar lewat pantai, kebetulan air surut.

Jembatan putus. Alat berat dan PLN sudah masuk semua. PLN membetulkan jaringan yang putus sepanjang Kecamatan Sumur hingga Tanjung Lesung. Mereka mendirikan tiangtiang listrik. Karena listrik sepanjang pantai tumbang semua. Warga yang paling terdampak meninggal dari luar kampung. Rata-rata wisatawan, terutama di Ciputih di Desa Paniis.

Menurut kesaksian warga, bagaimana saat tsunami menerjang?

Adakah yang mengisahkan itu? Kata warga, tsunami tidak kelihatan datangnya. Warga tidak dengar apa-apa. Begitu diterjang, korban ditarik ke laut. Banyak resort kan di sana. Wisatawan banyak jadi korban. agus supriyatna/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top