Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Mitigasi Risiko Gempa

Pemerintah Saatnya Perbaiki Sistem Keamanan Bangunan Tinggi

Foto : ISTIMEWA

AMIEN WIDODO Peneliti dari Puslit MKPI ITS - Keselamatan dan keamanan bangunan terutama yang di dalamnya ada banyak orang harus serius diperhatikan, mulai perizinan sampai kontrolnya.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Peneliti dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya , Amien Widodo mengatakan, berkaca pada gempa di Turki-Suriah yang merenggut puluhan ribu jiwa, pemerintah saatnya memperbaiki sistem keamanan bangunan terkait potensi gempa. "Kita perlu melakukan semacam reformasi keselamatan publik yang menghuni atau tengah berada di dalam bangunan. Keselamatan dan keamanan bangunan terutama yang di dalamnya ada banyak orang harus serius diperhatikan, mulai perizinan sampai kontrolnya. Sekarang pihak berwenang harus menginspeksi gedung-gedung, seperti apartamen, rumah susun dan perkantoran, untuk memastikan kekuatannya," kata Amien.

Mengingat Indonesia berada di pertemuan lempeng-lempeng, bangunan baru hendaknya dibangun dengan kualitas tahan gempa. Semakin kuat catatan gempa yang pernah muncul di situ, harus semakin tinggi standar ketahanan gempanya.

"Untuk lokasi yang berada di atas sesar gempa, tidak boleh ada bangunan sama sekali. Jadi, banyak faktor yang harus diperhatikan karena bagaimanapun keselamatan masyarakat yang utama," pungkasnya.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak bangunan di daerah yang dilanda dua gempa besar di Turki dan Suriah beberapa waktu lalu, dibangun dengan kualitas bahan dan metode yang lebih rendah, tidak sesuai dengan standar pemerintah.

Peralatan Mutakhir

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Basarnas dapat memiliki sejumlah peralatan berteknologi mutakhir untuk mempercepat pencarian dan pertolongan korban saat terjadi bencana. Basarnas dinilai masih butuh banyak peralatan, salah satunya penyelamatan dengan drone atau drone rescue.

"Penggunaan teknologi untuk mempercepat pencarian dan pertolongan ini sangat penting. Tadi saya lihat drone-nya, tapi drone yang untuk evakuasi orang kita belum miliki," kata Presiden dalam sambutannya saat Raker Basarnas di Jakarta, Kamis (16/2).

Selain drone rescue, peralatan yang efektif dalam pertolongan dan pencarian korban bencana adalah robot ular atau snake robot yang sudah digunakan di AS dan Jepang.

Kepala Negara juga menekankan pentingnya alat robot diver untuk mencari korban di kedalaman lebih dari 1.000 meter. "Untuk efektivitas pertolongan dan pencarian mencapai kedalaman yang sampai lebih dari 1.000 meter, lebih dari satu kilometer, ada robot diver yang orangnya tidak nyelam, tapi robotnya yang suruh nyelam. Hal-hal seperti ini yang Basarnas harus segera memiliki," jelas Presiden.

Jokowi juga menyinggung teknologi yang menyerupai Iron Man, berupa jet suit yang digunakan untuk mencari korban di ketinggian hingga 3.600 meter. Presiden pun meminta Basarnas mengajukan anggaran kepada Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) untuk pengadaan alat tersebut.

Penggunaan alat tersebut selain untuk mempercepat pencarian dan pertolongan korban, juga untuk memproteksi personel-personel tim SAR. "Saya enggak tahu anggarannya ada atau enggak ada. Kalau enggak ada tentunya segera diajukan nanti Pak Menko PMK tolong dicatat, Menteri Seskab, Pak nanti dibantu Basarnas untuk memiliki peralatan yang tadi saya sampaikan," kata Presiden.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top