Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Usaha - Pada Akhir 2024, Sekitar 4 Persen Usaha Produktif dari Kalangan Muda

Pemerintah Pacu UMKM Naik Kelas

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah tahun ini melakukan sosialisasi dan pendampingan terhadap sebanyak 16 juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Langkah tersebut bertujuan agar pelaku UMKM tersebut dapat mendapat legalitas usaha berupa Nomor Induk Berusaha (NIB).

"Kita melakukan sosialisasi dan pendampingan agar paling tidak tahun ini 16 juta itu sudah bisa beralih, dari yang sifatnya informal jadi bisa mempunyai NIB, mempunyai legalitas," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim, dalam keterangan di Jakarta, Selasa (5/7).

Selain itu, Arif menjelaskan program prioritas kementerian Kemenkop UKM pada 2022 di antaranya adalah melakukan pendataan lengkap kepada UMKM. Pendataan tersebut dilakukan dengan berkoordinasi dengan BPS dan dinas-dinas terkait di seluruh Indonesia.

"Kita mulai dengan mendata pelaku usaha mikro dan kecil serta menegah terutama usaha nonpertanian targetnya 14,5 juta UMKM tahun ini dan ditingkatkan di tahun depan sehingga harapannya pada 2024 pendataannya bisa selesai," kata Arif.

Agar UMKM bisa naik kelas dan bisa menarik usaha mikro lain untuk jadi rantai pasoknya, Kemenkop UKM membentuk satu kegiatan pengelolaan UMKM secara terpadu melalui Deputi Usaha Kecil Menengah.

Dia juga mengemukakan, para pemuda didorong pula untuk menjadi pelaku usaha yang produktif Kemenkop UKM mempunyai target mewujudkan usaha produktif pada akhir 2024 sebesar empat persen dari kalangan muda.

Digitalisasi Penjualan

Sementara itu, beberapa pelaku UMKM dari sejumlah daerah di Tanah Air mengatakan pemanfaatan media sosial dan penjualan melalui media digital bisa mempermudah dan memperlancar penjualan produk yang mereka tawarkan hingga ke luar negeri. Kementerian Koperasi dan UKM mencatat saat ini ada 19 juta UMKM masuk ekosistem digital dari target 30 juta UMKM pada 2024.

"Sangat membantu, lewat platform digital jangkauan penjualan kami sampai ke mancanegara," ungkap Yulianah, pemilik usaha Jakarta Candle, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (5/7).

Yulianah mengatakan penjualan dan promosi produk mereka melalui media digital dan media sosial sangat membantu meningkatkan penjualan produk lilin aroma terapi dan lilin hias mereka. produk Jakarta Candle terjual hingga ke beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, Australia, Uni Emirat Arab, Filipina dan Vietnam.

Dia memaparkan Jakarta Candle (JC) dirintis pada 2011 dan mengalami puncak penjualan pada sekitar tahun 2014-2015 seiring kemunculan platform dagang elektronik dan media sosial. Dalam kondisi pesanan yang mulai bertambah, lanjutnya, membuat JC menambah dua orang pekerja dan saat pengepakan merekrut tetangga sekitar tempat usaha terutama kaum ibu.

"Penjualan kami melalui Tokopedia, Shopee, Bukalapak. Kalau untuk berkomunikasi dengan buyer (pembeli) luar negeri melalui Instagram dan Whatsapp," tuturnya.

Yulia mengutarakan harapannya agar produk-produk UKM seperti Jakarta Candle bisa merambah ke internasional dan membawa harum nama Indonesia. Hal yang sama di rasakan Soe Art, produsen tas denim premium asal Lamongan, Jawa Timur. Menurut Marketing Soe Art, Shony Abdillah, media digital, e-commerce, media sosial dan marketplace (lokapasar) sangat membantu pemasaran produk mereka terutama saat pandemi.

Penjualan digital Soe Art yang berdiri sejak 2014 itu dilakukan melalui media sosial seperti Instagram WhatsApp dan Facebook. Dengan cara itu penjualannya bisa merambah hingga ke Uni Emirat Arab.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top