Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemberdayaan Perempuan

Pemerintah Mesti Dorong Tenaga Kerja Perempuan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Dominasi tenaga kerja pria masih terjadi di banyak sektor lapangan kerja, akibatnya perempuan sulit mendapatkan pekerjaan. Keberadaan Undang-undang Nomer 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dinilai belum mampu menyetarakan perempuan dalam memperoleh pekerjaan.

"Selama ini, hubungan dan nasib tenaga kerja perempuan di dalam dunia usaha, privat sektor, dan pemerintah masih didominasi pihak pria," kata Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto, di Jakarta, Senin (8/4).

Giwo menyebutkan, dominasi tersebut disebabkan kungkungan terhadap perempuan dari luar begitu banyak, seperti tradisi dan budaya. Dengan adanya kungkungan tersebut, membuat ruang gerak perempuan semakin sempit.

Untuk itu, kata Giwo, pemerintah mesti hadir dalam meningkatkan tenaga kerja perempuan. Meski pemerintah sudah menghadirkan regulasi dalam bentuk undang-undang, tapi hal tersebut masih kurang.

"Undang-undang sejauh ini belum mendukung dan melindungi perempuan. Bahkan untuk undang-undang yang sekarang, pelaksanaannya di lapangan masih kurang," tutur Giwo.

Secara terpisah, Anggota Komisi IX DPR, Rahayu Saraswati, mengatakan peran perempuan sangat penting dalam kehidupan. Termasuk dalam menopang keberlangsungan ekonomi, khususnya ekonomi keluarga.

"Kesan perempuan yang dahulu identik dengan dapur kasur dan sumur harus mulai dihilangkan seiring perkembangan zaman," kata Rahayu Saraswati yang akrab dipanggil Sara.

Menurut Sara, peran perempuan sebagai penopang ekonomi keluarga sangat besar. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah perempuan sebagai kepala rumah tangga.

Ia menjelaskan tingginya jumlah perempuan penopang ekonomi keluarga tersebut tidak akan berdampak signifikan tanpa adanya pelatihan dan pendampingan terhadap perempuan. Hal ini penting dilakukan agar para perempuan bisa lebih berkembang dari segi ekonomi sehingga perempuan bisa menjadi kontributor ekonomi keluarga dan tentunya secara tidak langsung ekonomi bangsa.

Sara menambahkan, cara lain yang bisa dilakukan untuk memfasilitasi peran perempuan tanpa menghilangkan tugas mmengelola rumah adalah jenis usaha home industry. "Perempuan harus diberikan kesempatan untuk dapat mengembangkan home industry juga, jika itu menjadi ketertarikan bagi mereka agar mereka pun masih bisa menjaga anak di rumah," ujarnya.

Salurkan Hobi

Sementara itu, seorang wirausaha perempuan, Kiki Ambarsari yang memiliki usaha di bidang busana muslim mengatakan, selain menopang ekonomi keluarga, perempuan berusaha juga sekaligus bisa menyalurkan hobi.

"Awalnya hanya iseng untuk membantu ekonomi suami, karena saya memang hobi koleksi kerudung. Tapi ternyata dari hasil ini mampu mendatangkan penghasilan yang lumayan," katanya.

Sementara itu, Syifa Wulandari yang memiliki usaha di bidang kuliner menjelaskan ada nilai lebih ketika perempuan berwirausaha. Bagi Syifa yang telah memiliki dua anak perempuan, bisa mengajarkan anak-anaknya memasak bahkan berjualan. "Pokoknya banyak positifnya," pungkasnya.ruf/E-3

Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top