Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Stabilisasi Harga | Sebaran Jagung Terbesar di Pabrik Pakan Sebesar 31 Persen dari Total Stok

Pemerintah Klaim Stok Jagung Aman

Foto : ANTARA/IDHAD ZAKARIA

PRAKTIK SISTEM IJON | Petani memangkas dahan tanaman jagung yang siap panen di Desa Brobot, Bojongsari, Purbalingga, Jawa Tengah, Sabtu (25/9). Tingginya harga jagung kering pipil yang mencapai 5.500 rupiah per kilogram di Purbalingga dipicu oleh petani yang memilih menjual tanaman jagung muda yang masih berusia dua hingga tiga bulan, untuk digunakan sebagai pakan sapi, karena harganya setara dengan jagung kering pipil.

A   A   A   Pengaturan Font

Pemilik UD Sumber Tani Kendal, H Abdul Rohman, mengatakan rata-rata pasokan per hari sebanyak 100 ton. Dia mengakui terdapat penurunan jumlah stok jagung beberapa minggu lalu sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan harga jagung. Namun, seiring perintah Presiden untuk menurunkan harga jagung, saat ini transaksi jagung mulai ramai sehingga harga jagung di pengepul juga mengalami penurunan menjadi 5.250 rupiah per kilogram (kg) dari sebelumnya 5.750 rupiah per kg.

Kondisi sama juga ditemukan di Jawa Timur dan Jawa Barat. Rata-rata stok di tingkat pengepul bervariasi antara 15-50 ton dan stok di agen besar mencapai 200-400 ton dengan jumlah pasokan 10-30 ton per hari dan harga rata-tata 5.000-5.400 rupiah per kg. Kementan meyakinkan masyarakat terutama pelaku usaha ternak seluruh Indonesia khususnya peternak unggas di Jawa bahwa stok jagung sampai bulan Desember aman.

Berdasarkan data monitoring stok yang dilakukan BKP Kementan, pada pekan IV September ini, stok jagung di Jawa Timur sebanyak 766.087 ton, Jawa Tengah 412.250 ton, dan Jawa Barat 201.717 ton, dengan sebaran stok yang ada di GPMT (gabungan pengusaha makanan ternak) 28,01 persen, 27,47 persen dan 45,15 persen pada provinsi tersebut.

Sementara itu, peternak di Sulawesi Selatan mengeluhkan harga pakan yang melonjak drastis, sedangkan harga telur di tingkat petani tidak dinikmati kendati harga telur sudah mulai naik di sejumlah pasar tradisional. "Kenaikan harga jagung, dedak dan konsetrat sangat membebani peternak, sementara kenaikan harga jual telur di lapangan tidak dinikmati peternak," kata Ketua Forum Peternak Layer, Syahrial, di Makassar, Kamis pekan lalu.

Sebagai gambaran, pergerakan kenaikan harga pakan yang terus meningkat mulai terjadi pada 2020 berkisar 365 ribu rupiah per sak dengan berat 50 kg, kemudian pada Januari 2021 naik menjadi 380 ribu rupiah per sak, Maret 410 ribu rupiah, April 425 rupiah per sak, sekarang sudah di atas 445 rupiah per sak.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top