Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Mitigasi Risiko

Pemerintah Harus Serius Dorong Transisi Energi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah menegaskan kunci utama mengatasi perubahan iklim ialah melalui aksi mitigasi. Aksi mitigasi yang berperan paling besar dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca di sektor energi adalah pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT).

Karenanya, Indonesia diminta serius melakukan transisi karena tengah disoroti mengingat sebagai presidensi G20. Pengembangan EBT sangat penting untuk mewujudkan Indonesia Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat melimpah yaitu sekitar 3.000 giga watt (GW), di mana potensi panas bumi mencapai 24 GW.

"Untuk itu diperlukan upaya memitigasi perubahan iklim dengan menurunkan emisi karbon (dekarbonisasi) namun dengan tetap menjaga ketahanan energi," ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif dalam acara The 8th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition di Jakarta, Rabu (14/9).

Arifin mengungkapkan potensi panas bumi mencapai 24 GW. Selama lima tahun terakhir, Pembangkit EBT terus mengalami peningkatan, saat ini kapasitas pembangkit EBT sebesar 12 GW, dan panas bumi menyumbang sekitar 2,2 GW.

Pada 2060, kapasitas pembangkit EBT ditargetkan sebesar 700 GW yang berasal dari solar, hidro, bayu, bioenergi, laut, panasbumi, termasuk hidrogen dan nuklir. "Pembangkit panas bumi diperkirakan akan mencapai 22 GW yang didorong dengan pengembangan skema bisnis baru, inovasi teknologi yang kompetitif dan terjangkau, antara lain deep drilling geothermal development, enhanced geothermal system, dan offshore geothermal development," jelas Arifin.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top