Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketahanan Pangan

Pemerintah Harus Bisa Atasi Impor dengan Produk Dalam Negeri

Foto : KORAN JAKARTA/WAHYU AP

ZAINAL ABIDIN Pakar Pertanian dari UPN Veteran - Ini murni bergantung pada kesungguhan pemerintah membuktikan komitmennya dalam memberantas ketergantungan pada impor dan menggantikannya dengan produk substitusi dalam negeri.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Klaim swasembada pangan dapat diwujudkan dalam waktu tiga tahun ini sangat berat. Dibutuhkan kesungguhan pemerintah yang selama ini masih menggantungkan ketahanan pangan pada impor. Pemerintah harus bisa memberantas ketergantungan pada impor, dan menggantikannya dengan produk subtiusi dalam negeri.

"Ini murni bergantung pada kesungguhan pemerintah membuktikan komitmennya dalam memberantas ketergantungan pada impor dan menggantikannya dengan produk substitusi dalam negeri," kata pakar pertanian dari UPN Veteran Jawa Timur, Surabaya, Zainal Abidin kepada Koran Jakarta, Minggu (14/1).

Menurut Zainal, pemerintah harus mampu menekan impor. Jangan hanya berdasar defisit pangan, lalu dijadikan alasan untuk impor. Pangan masih menjadi bisnis yang menarik. Impor memang tidak dosa, tapi menjadi dosa kalau menyengsarakan petani, membuat harga produksi dalam negeri turun sehingga mereka tidak mendapat keuntungan layak.

"Padahal selama ini peran pemerintah menciptakan keadilan untuk petani kita sendiri," ujarnya.

Impor Makin Tinggi

Sementara itu, Guru Besar Ekonomi Pertanian UGM, Masyhuri mengatakan sebaiknya Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman fokus mengerjakan apa yang perlu dikerjakan untuk benar-benar mewujudkan swasembada pangan. Angka impor pangan yang makin tinggi dari tahun ke tahun tidak bisa hanya dijawab dengan perasaan optimistis.

"Apalagi proyek-proyek untuk mengejar swasembada seperti food estate saja gagal. Bahkan secara keorganisasian saja sulit dimengerti Kemenhan dapat proyek food estate kan tidak ada hubungannya," kata Masyhuri.

Sekelas Mentan, menurut Masyhuri, sebaiknya membuat pernyataan dengan data yang akurat sehingga seluruh pelaku pertanian bisa respect atas rencana dan kebijakan yang diambilnya.

Apa yang disampaikan Zainal dan Masyhuri ini menanggapi pernyataan Mentan. Mentan optimistis bisa mewujudkan swasembada pangan di Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun ke depan.

"Meski saat ini kita impor beras, tapi tiga tahun ke depan kita optimistis sanggup mengembalikan Indonesia menjadi negara yang swasembada pangan," ujar Mentan pada kunjungan kerja di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, untuk menghadiri Temu Teknis Perkebunan, Sabtu (14/1).

Seperti dikutip dari Antara, kendati diakui kondisi pangan di dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja, termasuk Indonesia, dan banyak negara yang tengah menghadapi krisis pangan, ditambah dengan tantangan iklim ekstrem El Nino, dia mengajak petani untuk melakukan akselerasi peningkatan produksi pangan.

Menurut Amran Sulaiman, Indonesia saat ini masuk negara dalam garis kuning, terancam kekurangan pangan. "Padahal 2017 sampai 2020, Indonesia swasembada pangan. Pertanian menjadi salah satu sektor penentu ketahanan pangan negara," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top