Pemerintah Genjot Ekspor untuk Pacu Pertumbuhan
Webinar "Strategi Pembiayaan Ekspor Pertanian untuk Mendukung Gratieks" yang dipantau di Jakarta, Sabtu (9/10).
"Saat ini baik dari segi volume maupun dari segi nilainya, ekspor pertanian memang masih didominasi kelapa sawit, kemudian diikuti karet, kelapa, kakao, kopi dan komoditas lainnya," kata Dedi.
Ditjen Perkebunan telah menetapkan komoditas ekspor dalam tiga bagian. Pertama, komoditas utama (dari sisi volume) yakni kopi, kakao, kelapa, jambu mete, lada, pala, vanili, kayu manis, cengkeh, dan teh.
Kedua komoditas andalan yaitu, sawit dan karet. Ketiga komoditas pengembangan yaitu, nilam, sagu, stevia, pinang, lontar, sereh wangi dan beberapa komoditas lainnya.
"Stevia tanaman untuk pertama kali kita sudah ekspor dan ini peluangnya sangat besar karena hanya beberapa negara di dunia aja yang bisa menghasilkan stevia. Apalagi kita berada di garis Khatulistiwa," ujarnya.
Selain itu, potensi ekspor kopi mencapai 73,79 triliun rupiah, sementara capaiannya hanya 13,48 triliun rupiah. "Artinya ada kehilangan potensi ekspor sebanyak 60,30 triliun rupiah. Karena itu perlu ada perbaikan, misalnya peremajan, maka angka tiga kali lipat tidak sulit," pungkasnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya