Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengendalian Inflasi - Hingga Paro 2019, Inflasi Tetap Terkendali di Rentang Sasaran 2,5–4,5%

Pemerintah Fokus Perbaiki Rantai Pasokan

Foto : ANTARA/Aprillio Akbar
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) berkomitmen akan konsisten melanjutkan upaya pengendalian inflasi guna menjaga daya beli masyarakat dan mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Selain memperkuat sinergi kebijakan, pengendalian juga dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan pasokan, dan menjaga kelancaran distribusi pangan.

Komitmen tersebut disampaikan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, saat membuka rapat koordinasi nasional (rakornas) pengendalian inflasi di Jakarta, Kamis (25/7). Wapres dalam kesempatan itu mengatakan untuk mengukur kemajuan suatu bangsa mengacu pada beberapa indikator, yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi, dan angka kemiskinan.

Kalla mengibaratkan inflasi seperti tekanan darah, apabila terlalu tinggi bisa menyebabkan seseorang pingsan. Kalau dihubungkan dengan tingkat inflasi tinggi, maka saat itu rakyat akan menderita. Sebaliknya, kalau terjadi deflasi akan membuat pusing juga, khususnya bagi pengusaha, karena harga barang akan stagnan dan akan merugikan mereka. "Jadi harus ingat inflasi ini sebagai tekanan darah yang harus stabil (di tengah-tengah).

Untuk itu, harus ada harmoni antara kebijakan moneter, kebijakan fiskal pemerintah, dan kesempatan pengusaha untuk berusaha. Diperlukan peran pemimpin daerah untuk menjaga alur distribusi dari sentra produksi dan juga dari petani kepada konsumen, sehingga harga terjaga. Alurnya adalah jika pendapatan domestik bruto (PDB) naik dan inflasi terjaga, maka industri akan terus berjalan dan tingkat pengangguran bisa turun," jelas Wapres.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam laporannya, menyampaikan konsistensi kebijakan pengendalian inflasi yang didukung oleh program pengendalian inflasi di seluruh wilayah di Indonesia dapat mengarahkan inflasi nasional dalam empat tahun terakhir 2015-2018 berada dalam kisaran target.

"Inflasi hingga pertengahan 2019 juga tetap terkendali dalam rentang sasaran 3,5±1 persen," kata Perry. Sinergi yang kuat antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan BI, jelasnya, merupakan kunci terjaganya inflasi dalam kisaran sasaran yang dicanangkan.

Bank sentral, papar Perry, akan terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk mengarahkan ekspektasi inflasi sesuai sasaran, dengan tetap mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

Realisasi Terjaga

Sementara itu, Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menambahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren yang terus meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 5,1 persen (year on year/ yoy) pada 2018 dan sebesar 5,07 persen (yoy) pada triwulan pertama 2019.

Pertumbuhan yang relatif tinggi tersebut diiringi dengan kualitas yang semakin membaik, sebagaimana tercermin dari penurunan tingkat kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan, serta inflasi yang rendah dan stabil. Realisasi inflasi pada empat tahun terakhir dapat dijaga pada kisaran 3 persen dengan laju inflasi di 2018 sebesar 3,13 persen (yoy), dan inflasi di Juni 2019 sebesar 3,28 persen (yoy).

Pencapaian tersebut masih dalam rentang sasaran nasional sebesar 3,5 persen dengan deviasi 1 persen. "Meskipun secara keseluruhan inflasi pada tahun lalu masih terjaga, namun secara spasial masih terdapat beberapa daerah yang realisasi inflasinya di luar atau di atas sasaran inflasi nasional," papar Menko Darmin.

bud/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top