Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Pemburu Harta Karun Selami Sungai di Amerika Demi Temukan Fosil Mammoth

Foto : AP/Mary Altaffer

Kerangka Mammuthus, mammoth, dipajang di American Museum of Natural History.

A   A   A   Pengaturan Font

Sejumlah kelompok pemburu harta karun terjun ke Sungai East atau East River di New York City, Amerika Serikat (AS), usai seorang tamu di podcast Joe Rogan mengklaim sebuah gerbong berisi fosil mammoth prasejarah yang berharga telah dibuang di sungai itu pada tahun 1940-an.

Meskipun kurangnya bukti untuk mendukung cerita tersebut, para pencari harta karun berlomba-lomba mengerahkan perahu, peralatan selam, dan teknologi seperti kamera yang dioperasikan dari jarak jauh untuk melakukan pencarian gading mammoth berbulu.

"Saya pikir peluangnya sama bagusnya dengan lotere. Dan orang-orang membeli tiket itu setiap hari," kata Don Gann dari North Arlington, New Jersey, seorang penyelam komersial yang telah berada di perairan sejak awal pekan lalu, seperti dikutip dari The Associated Press.

Semuanya berawal ketika John Reeves, seorang penambang emas Alaska yang sangat menyukai fosil, muncul sebagai bintang tamu dalam podcast The Joe Rogan Experience pada tanggal 30 Desember.

Pada kesempatan itu, Reeves berbicara tentang tanahnya, di mana ia secara pribadi telah menemukan banyak tulang dan gading hewan purba. Melansir AP, pada paruh pertama abad ke-20, di bawah kepemilikan sebelumnya, penggalian berhasil menemukan banyak sisa mamalia prasejarah.

Beberapa fosil itu lantas dibawa ke New York City beberapa dekade lalu untuk diserahkan ke American Museum of Natural History.

Mengutip draft laporan yang disusun oleh tiga pria, termasuk satu orang yang bekerja di museum, Reeves mengatakan beberapa fosil dan tulang yang dianggap tidak cocok untuk museum dibuang ke sungai.

"Saya akan mulai berburu tulang," kata Reeves kepada Rogan, sebelum membaca draft dan memberikan lokasi: East River Drive, yang sekarang dikenal sebagai FDR Drive, di sekitar 65th Street, di kota tersebut.

"Kita akan lihat apakah ada orang di luar sana yang memiliki jiwa petualang," katanya, kemudian menambahkan.

Setelah episode podcast itu ditayangkan, American Museum of Natural History mengaku tak memiliki catatan tentang pembuangan fosil hewan purba ke sungai.

"Kami tidak memiliki catatan tentang pembuangan fosil-fosil ini di East River, kami juga tidak dapat menemukan catatan tentang laporan ini di arsip museum atau sumber ilmiah lainnya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Ketika dihubungi oleh outlet berita AP, Reeves menolak untuk berbicara dan malah menyuruh seorang reporter untuk membaca halaman draft yang ia unggah di media sosial sebelum menutup telepon.

Halaman yang diposting di media sosial mengidentifikasi tiga pria sebagai penulis laporan tersebut, yakni Richard Osborne, seorang antropolog Robert Evander yang sebelumnya bekerja di departemen paleontologi Museum Sejarah Alam Amerika; dan Robert Sattler, seorang arkeolog dengan konsorsium suku asli Alaska.

Berbicara kepada AP, Sattler mengatakan cerita tentang tulang yang dibuang berasal dari Osborne yang meninggal pada tahun 2005. Ia pun menegaskan bahwa dokumen yang dikutip Reeves itu benar adanya dan ditulis pada pertengahan 1990-an.

Walau begitu, Sattler menekankan bahwa dokumen itu bukan sesuatu yang dimaksudkan untuk jurnal akademik, melainkan sebuah buku yang didasarkan pada pengetahuan Osborne tentang periode di Alaska ketika sisa-sisa mammoth banyak ditemukan.

Sebagai informasi, ayah Osborne bekerja di sebuah perusahaan yang terlibat dalam penggalian.

Sattler mengatakan Osborne menghabiskan waktu di sekitar operasi sebagai seorang pemuda dan mungkin mendengar cerita tentang kelebihan fosil yang dibuang di sungai. Sattler mengatakan dia tidak memiliki hal spesifik di luar ingatan Osborne.

"Dia akan mendapat informasi dari seseorang yang memberitahunya bahwa mereka membuang beberapa material berlebih di East River," katanya.

Sisa-sisa mammoth yang ditemukan di Alaska berakhir di American Museum of Natural History, termasuk beberapa yang masih dipajang sampai sekarang.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top