Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pembuktian di "Derby" London

Foto : afp/Glyn KIRK/PATRICIA DE MELO MOREIRA

Mikel Arteta/Antonio Conte

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Arsenal dan Tottenham akan berupaya lebih dari sekadar menjadi penguasa London saat kedua tim bertemu dalam laga derby di Emirates stadium, Sabtu (1/10). Kedua klub asal London utara itu berusaha untuk membuktikan bahwa mereka adalah pesaing serius untuk gelar Liga Inggris musim ini.

Saat Liga Inggris kembali bergulir setelah jeda internasional, Arsenal duduk di puncak klasemen setelah secara tak terduga mencatatkan hasil bagus. Sementara Tottenham yang tidak terkalahkan hanya tertinggal satu poin di tempat ketiga. Arsenal kini mengumpulkan 18 poin dari 7 laga, diikuti Manchester City dengan 17 poin dari 7 laga, dan Tottenham Hotspur dengan poin sama 17 poin dari 7 laga.

Dengan Liverpool, Chelsea, dan Manchester United masih memulihkan keseimbangan mereka setelah awal musim yang bergejolak, jalan terbuka bagi kedua klub London utara untuk bersaing dalam perburuan gelar.

Tottenham adalah kandidat yang lebih mungkin untuk merebut gelar setelah berada di posisi empat besar dengan cara dramatis musim lalu. Saat itu, Arsenal berada di posisi terdepan untuk lolos ke Liga Champions ketika mereka unggul empat poin dari Tottenham dengan hanya tiga pertandingan tersisa.

Namun tim asuhan Mikel Arteta menyia-nyiakan peluang. Kekalahan telak 0-3 dari Tottenham diikuti oleh kekalahan melawan Newcastle, menghancurkan harapan Arsenal untuk kembali ke Liga Champions untuk pertama kalinya sejak musim 2016-2017.

Didukung oleh situasi yang terjadi pada Arsenal, ketua klub Tottenham Daniel Levy tunduk pada tuntutan Antonio Conte. Pengeluaran besar untuk merekrut pemain di pramusim meningkatkan harapan Spurs.

Dengan Conte menolak membiarkan para pemainnya berpuas diri, Tottenham terus melaju di musim kedua mereka di bawah pelatih asal Italia itu.

Conte menunjukkan sisi kejamnya dalam pertandingan terakhir Tottenham. Dia meminggirkan Son Heung-min setelah delapan pertandingan tanpa gol. Dia dihargai dengan hattrick dari pemain asal Korea Selatan setelah memainkannya sebagai pemain pengganti dalam kemenangan 6-2 atas Leicester.

Sementara kebangkitan Tottenham menegaskan ketajaman Conte, bisa dibilang Arteta telah melakukan pekerjaan yang lebih mengesankan musim ini.

Peluang Gelar

Situasi yang dialami Arsenal pada pekan terakhir musim lalu bisa menjadi pukulan telak bagi Arteta yang secara bertahap membangun kembali The Gunners. Klub itu terperosok dalam keadaan biasa-biasa saja sejak jauh sebelum berakhirnya era Arsene Wenger.

Sisi eksentrik dari kepribadian Arteta diperlihatkan selama film dokumenter televisi yang berjudul "Semua atau Tidak Sama Sekali" yang merekam perjuangan pria asal Spanyol itu untuk membawa klub melewati masalah musim lalu.

Arteta seharusnya tidak menghilangkan cara cerdik dia menanamkan energi dan antusias kepada Arsenal dengan mempromosikan sekelompok anak muda berbakat. Sementara dia juga mengeluarkan Pierre-Emerick Aubameyang menyusul masalah disiplin.

Direvitalisasi oleh perekrutan Gabriel Jesus dan Oleksandr Zinchenko baru-baru ini, serta pengembangan Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli, Arsenal telah menikmati manfaat dari jadwal pertandingan yang relatif longgar sejauh ini.

Wenger, yang memimpin Arsenal meraih gelar terakhir pada 2004, yakin mantan tim asuhannya seharusnya sudah dianggap sebagai pesaing gelar. "Saya akan mengatakan mereka memiliki peluang bagus karena saya melihat tim yang sangat mendominasi," ujar Wenger kepada Sky Sports. "Saya percaya ini adalah kesempatan bagus untuk melakukannya musim ini," sambungnya.

Namun, satu-satunya pertandingan Arsenal melawan rival empat besar musim ini berakhir dengan kekalahan 1-3 di kandang Manchester United.

Arteta membutuhkan pembuktian lewat kemenangan untuk menunjukkan ada lonjakan yang memberi Arsenal awal terbaik pada awal musim sejak 2004. Sejarah berpihak pada Arsenal. Tottenham dalam 11 kunjungan ke Stadion Emirates tanpa kemenangan sejak 2010.

Namun Arsenal, yang hanya kalah sekali dalam 29 pertandingan kandang terakhir di liga melawan Tottenham, harus menemukan cara untuk menaklukkan Harry Kane.

Striker Tottenham, Kane, telah mencetak 13 gol dalam 17 penampilan dalam derby London utara, termasuk dua kali dalam pertemuan terakhir mereka di bulan Mei. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top