Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I 70.113.618 Warga Divaksin Covid-19 Dosis Lengkap

Pembukaan Kegiatan Agama Berdasarkan Pedoman WHO

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro, mengatakan pembukaan kegiatan keagamaan di masa pandemi Covid-19 harus berdasarkan pedoman dari WHO.

"Pedoman dasar yang dibuat pemerintah untuk membuka kembali (aktivitas masyarakat termasuk keagamaan) berdasarkan WHO Public Health Security Measure atau kalau di Indonesia kita menyebutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)," kata Reisa dalam diskusi virtual yang diikuti dari Jakarta, Rabu (27/10).

Reisa mengatakan saat ini sejumlah fasilitas publik, termasuk tempat ibadah, sudah mulai dibuka seiring dengan melandainya kasus konfirmasi positif Covid-19. Pembukaan berbagai fasilitas publik itu tentunya harus memenuhi beberapa syarat keamanan agar bisa menekan risiko penularan serendah mungkin.

"Kita perlu bersyukur bahwa indikator-indikator pengendalian Covid-19 di Indonesia semakin baik," kata dia.

Ia mencontohkan saat memantau pelaksanaan prokes di Bali. Saat itu berlangsung upacara Ngaben dengan mengundang masa yang banyak, boleh dilakukan. Pasalnya, tingkat konfirmasi positif, ketatnya penelusuran (tracing), hingga Bed Occupancy Ratio telah sesuai dengan standar WHO.

"Kemudian, kita lihat juga indikatornya BOR itu di bawah 10 persen, jauh di bawah yang ditetapkan WHO minimalnya di bawah 60 persen," kata dia.

Lakukan Relaksasi

Ia mengatakan pemerintah akan terus melakukan relaksasi di berbagai sektor apabila kinerja 3T (testing, tracing, dan treatment) berjalan baik, termasuk cakupan vaksinasi.

"Tentu ini bertahap dan kegiatan itu dilakukan setelah menunggu 20 bulan, setelah kondisi mulai kondusif. Tentu harus diperhatikan beberapa syarat yang memang harus dipenuhi kalau mau melakukan kegiatan keagamaan di masyarakat," kata dia.

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengemukakan gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia ditentukan oleh perilaku masyarakat dan ancaman varian baru virus SARS-CoV-2. "Gelombang ketiga itu datang atau tidak tergantung dari masyarakat. Bagaimana masyarakat menjaga protokol kesehatan secara baik dalam komunitas karena angka penularan itu dari orang-orang," kata Dante.

Dante mengatakan varian terbaru Covid-19 yang bernama AY.4.2 saat ini sedang berkembang di Inggris hingga memicu gelombang baru. "Adanya varian baru saat ini, Delta dan Delta Plus, yang sudah berkembang di Inggris yaitu AY.4.2, itu adalah varian baru yang sedang berkembang di Inggris," katanya.

Ia mengatakan Kemenkes sedang berupaya mengidentifikasi segala potensi yang memicu kenaikan gelombang di berbagai negara. Sedangkan untuk menjaga agar kasus di dalam negeri tetap melandai, kata Dante, pemerintah tetap melakukan pembatasan mobilitas masyarakat.

Salah satunya adalah kebijakan dalam pengaturan hari libur nasional hingga PPKM. "Walaupun sekarang sudah mulai turun kasusnya, diharapkan masyarakat tidak euforia karena di beberapa tempat sudah kami identifikasi kasusnya agak sedikit meningkat dibandingkan dengan tempat-tempat lain," katanya.

Sebanyak 70.113.618 penduduk Indonesia telah menerima vaksin Covid-19 dosis lengkap, menurut data yang dilaporkan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dihimpun hingga Rabu siang. Dari akumulasi jumlah tersebut, terdapat kenaikan jumlah penerima vaksin Covid-19 dosis kedua pada 983.496 orang.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top