Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengamat Militer dan Pertahanan, Susaningtyas Kertopati, soal Anggaran Pertahanan Indonesia

Pembiayaan Alutsista dengen Skema "Multiyears" Lebih Efisien

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Tantangan pertahanan saat ini adalah penggunaan teknologi unmanned system (drone) di udara, darat, di laut, dan di bawah laut. Doktrin dan strategi pertahanan akan berubah total sejalan dengan meningkatnya penggunaan unmanned system di satuan-satuan tempur. Sisi positifnya adalah efisiensi biaya operasional dan minimalnya jatuh korban prajurit.

Tapi, sisi negatifnya juga cukup banyak, seperti hilangnya pertimbangan rasional pada pengambilan keputusan taktis di lapangan, tidak terkendalinya colateral damage, dan munculnya berbagai unintended consequences (konsekuensi yang tak diinginkan). Dengan berbagai teknologi canggih serta perubahan doktrin dan strategi dihadapkan dengan menipisnya sumber daya alam di dunia, maka justru perang frontal semakin membesar probabilitasnya.

Maksudnya, ke depan juga harus ada kerja sama pertahanan dan keamanan?

Kerja sama pertahanan dan kerja sama keamanan akan semakin mengemuka untuk membatasi penggunaan lethal unmanned system (LUM)/ drone yang mematikan oleh negara pengguna. TNI dapat berinisiatif mengundang para ahli hukum perang dari berbagai dunia untuk merumuskan hukum internasional yang baru khusus mengatur penggunaan LUM.

Apalagi yang diperlukan untuk memperkuat pertahanan?
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top