Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Siwak

Pembersih Gigi yang Mengandung 19 Zat Alami

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Siwak adalah nama batang pohon yang dapat digunakan untuk membersihkan gigi. Siwak juga disebut sebagai alat pembersih gigi tertua di dunia. Batang pohon ini berasal dari pohon salvadora persica. Selain sebagai alat pembersih gigi tradisional yang alami siwak juga memiliki manfaat kesehatan yang telah dikenal sejak 7 ribu tahun lalu.

Badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan penggunaan Siwak sejak 1986. Hingga kini pun WHO masih melakukan penelitian lebih lanjut mengenai ranting kayu yang dominan digunakan oleh orang Islam itu. Sebuah penelitian pada 2006 membandingkan DNA manusia yang tertinggal di siwak dan pada sikat gigi. Hasilnya Siwak memiliki cakupan DNA yang tinggi dibandingkan dengan yang ada di sikat gigi. Sebagai tambahan waktu penyimpanan kedua benda tersebut adalah empat bulan dan tidak ada efek pada hasil penelitiannya.

"Di dalam siwak terdapat 19 zat alami seperti flour, sulfur, antiseptic astringent, klorin, essential oils dan lain-lain. Yang mana kandungan ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan gigi dan mencegah berbagai masalah pada gigi dan mulut," kata drg. Nada Ismah, Sp. Ort, dosen fakultas kedokteran gigi Universitas Indonesia.

Siwak pun telah lama digunakan sebagai tradisi turun temurun di berbagai negara. Di Jepang mengunyah pohon siwak dikenal dengan nama koyoji, sementara di Hebrew disebut gesam. Gisa di Aramaic dan mastic di negara-negara lainnya.

"Penggunaan siwak tersebut membuktikan bahwa kayu siwak aman digunakan," tutur drg. Nada. Terdapat sebuah penelitian yang menyebutkan siwak mengandung sejumlah antiseptik alami yang dapat membunuh mikroorganisme berbahaya di dalam mulut. Selain itu asam cokelat yang ada pada siwak juga melindungi gusi dari penyakit mencegah gigi berlubang berwarna dan membusuk serta kandungan minyak aromatik yang meningkatkan air liur.

"Oleh karena itu siwak sangat baik digunakan terlebih saat di bulan puasa, di mana tidak ada aktivitas mengunyah selama kurang lebih 14 jam sehingga produktivitas air liur pun menjadi berkurang," lanjut drg. Nada. Fungsi air liur sendiri adalah mengurangi risiko terjadi lubang pada gigi.

Salah Satu Langkah Besar

Dikarenakan tingginya mobilitas masyarakat saat ini sehingga sulit untuk menggunakan siwak sebagai pilihan dalam membersihkan gigi, sebuah produsen Indonesia mengembangkan sebuah alternatif dengan siwak. Inovasi tersebut adalah pasta gigi yang menggunakan serpihan siwak dan ekstrak daun sirih untuk membunuh bakteri penyebab plak dan bau mulut sehingga nafas menjadi segar dan tahan lama.

Danti Nastiti, Brand Manager Sasha Halal Toothpaste mengemukakan, siwak yang digunakan adalah siwak asli yang dihancurkan menjadi serpihan-serpihan, bukan ekstrak siwak. "Jadi menggunakan bahan alami yang dianjurkan, tidak mengandung alkohol dan bahan lainnya yang berasal dari hewan," ujarnya.

Pemakaian bahan siwak dalam pasta gigi ini merupakan salah satu langkah agar masyarakat di Indonesia bisa merasakan manfaat yang dimiliki oleh siwak meskipun tidak dapat menggunakan siwak secara langsung dan tradisional.

Danti menambahkan perlu usaha dan repot pula jika seseorang harus membawa siwak ke mana-mana, terlebih orang yang suka bepergian. "Kami ingin memberikan sesuatu yang tidak hanya halal saja, tapi juga melebihi halal itu sendiri. Sehingga tidak hanya mengikuti sunnah Nabi yang membersihkan gigi dengan siwak, tetapi kita juga dapat merasakan dampak positif dan kesehatannya dari siwak," jelasnya. gma/R-1

Perhatikan Cara Memakainya

Di samping banyaknya manfaat yang dirasakan dari penggunaan siwak, tidak sedikit yang mengetahui cara pemakaiannya.

Kunyah ranting dari salah satu ujung batang siwak. Jika menggunakan batang kayu yang masih segar atau belum digunakan sama sekali, mulailah dengan mengunyah kedua ujung ranting tersebut. Jangan lupa buang bagian yang dikunyah tersebut.

Nantinya akan terasa sedikit pedas dari mengunyah ranting siwak. Ada yang tidak menyukai sensasi pedas tersebut, namun ada juga yang justru menyukainya karena segar. Meskipun begitu, hal tersebut tidak berbahaya. Kemudian, kunyah bagian tengah sampai menjadi lunak dan membentuk serabut atau bulu-bulu kasar.

Tujuan dari mengunyah bagian tengah ini adalah untuk melunakkan kayu sehingga dapat pecah menjadi bulu-bulu berserat. Ketika ujungnya cukup lunak, nantinya akan mengembang sedikit seperti sikat kecil yang biasa digunakan untuk menggosok gigi.

Selanjutnya celupkan ujung batang siwak ke air. Secara tradisional, orang menggunakan siwak tanpa perlu pasta gigi atau produk kesehatan lainnya. Namun, tidak ada yang melarang jika masih ingin menggunakan pasta gigi untuk hasil yang lebih maksimal atau nyaman. Banyak juga yang menggunakan air mawar sebagai pengganti air atau pasta gigi untuk mendapatkan aroma yang menyenangkan.

Mulailah menggosok gigi menggunakan siwak. Anda bisa memegang batang kayu tersebut senyaman mungkin, namun harus tetap diingat kalau Anda sedang menggosok gigi menggunakan ujung batang kayu dan tentunya hal itu berbeda dengan sikat gigi.

Gosok gigi perlahan di bagian permukaannya dengan bulu-bulu berserat siwak. Jangan terlalu ditekan. Mungkin untuk sebagian orang membersihkan gigi menggunakan siwak tidak biasa, namun seiring berjalannya waktu nanti akan beradaptasi. Akhiri dengan berkumur seperti layaknya menggunakan sikat gigi.

Potong serat-serat kasar tersebut setiap beberapa hari sekali. Jaga kesegaran siwak yang dimiliki dengan memotongnya menggunakan pisau ketika bulu-bulu kasar sudah terlihat layu. Tergantung dari seberapa sering menggunakannya dan jenis batang kayu yang digunakan, umur bulu-bulu kasar tersebut beragam. Umumnya dapat dilihat ketika serat itu layu dan membusuk sehingga harus dipotong.

Terakhir, simpan siwak si tempat yang kering. Ketika selesai menggunakannya, segera bersihkan siwak dari sisa-sisa pembersihan gigi dan bilas. Simpan siwak yang bersih dan terbuka, jangan di dalam wadah karena dapat mendorong pertumbuhan jamur dengan kelembaban yang dimiliki oleh batang kayu tersebut. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top