Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 03 Mei 2021, 05:41 WIB

Pemberontak Serukan Persatuan

Seruan Revolusi l Para pengunjuk rasa berpawai di Kota Taunggyi, Negara Bagian Shan, sambil meneriakkan seruan revolusi pada Minggu (2/5). Seruan revolusi ini menggema setelah kudeta di Myanmar terjadi tepat 4 bulan lalu.

Foto: AFP

YANGON - Sebuah kelompok pemberontak terkemuka di Myanmar timur pada Minggu (2/5) menyerukan agar pasukan etnis lain untuk bersatu melawan junta. Seruan itu dilontarkan saat kudeta di Myanmar memasuki bulan keempat.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak pemimpin sipil Aung San Suu Kyi digulingkan dalam kudeta 1 Februari, yang memicu pemberontakan massal di seluruh negeri.

Saat pasukan keamanan junta dikerahkan untuk menghentikan gerakan anti-junta dengan menggunakan kekerasan mematikan terhadap warga sipil, beberapa dari banyak sekali kelompok pemberontak etnis Myanmar telah menyatakan perlawanan terhadap junta.

Di antara kelompok pemberontak etnis yang paling menonjol adalah Karen National Union (KNU), yang telah mengakui bahwa mereka telah menawarkan perlindungan bagi para pembangkang yang melarikan diri ke wilayah yang mereka kuasai di sepanjang perbatasan timur Myanmar.

Sejak saat itu bentrokan antara pejuang KNU dan pasukan militer telah meningkat di Negara Bagian Karen. Pekan lalu pemberontak menyerang dan menghancurkan pangkalan militer. Junta membalas dengan serangan udara yang ditujukan ke wilayah yang dikuasai pemberontak.

"Belum pernah ada kesempatan sebesar ini selama lebih 70 tahun lebih untuk melakukan revolusi. Manfaatkan ini dan berperang melawan kediktatoran militer di Burma," kata wakil kepala staf untuk sayap bersenjata KNU, Letnan Jenderal Baw Kyaw Heh.

Gerakan Protes

Sementara itu ribuan demonstran di Myanmar terutama di Yangon masih terus memprotes junta dan kali ini mereka turun ke jalan sambil menyerukan ajakan melakukan revolusi melawan junta. Seruan revolusi itu menggema setelah rezim militer berkuasa selama 4 bulan.

"Menjatuhkan kediktatoran militer adalah tujuan kami," teriak para demonstran sambil mengacungkan salam 3 jari yang merupakan simbol perlawanan.

Media lokal memberitakan bahwa pasukan keamanan segera mengejar para demonstran ini dan menahan mereka.

Sementara itu pertumpahan masih terjadi di Kota Hsipaw di Negara Bagian Shan saat pasukan keamanan menembakkan pelurunya ke arah para demonstran. Dalam insiden ini dilaporkan ada seorang demonstran tewas.

Pasukan keamanan pun dilaporkan telah menembaki demonstran saat terjadi unjuk rasa di Negara Bagian Kachin di utara Myanmar yang menyebabkan satu orang tewas dan beberapa orang lainnya luka-luka. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.