Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Pembayaran Layanan Utang Negara-negara Termiskin Melonjak 35 Persen Menjadi US$62 Miliar

Foto : Istimewa

Presiden Bank Dunia, David Malpass.

A   A   A   Pengaturan Font

Para kepala lembaga keuangan internasional terbesar di dunia telah lama membunyikan alarm tentang rekor tingkat utang global, terutama karena otoritas moneter harus menaikkan suku bunga untuk memadamkan percepatan inflasi.

Sementara forum negara-negara Kelompok 20 (G-20) mengizinkan 48 negara miskin untuk menunda pembayaran 8,9 miliar dollar AS dari Mei 2020 di bawah apa yang disebut Inisiatif Penangguhan Layanan Utang atau Debt Service Suspensions Initiative (DSSI), membebaskan dana untuk melawan dampak pandemi Covid-19, penangguhan itu berakhir pada Desember tahun lalu.

"Pembayaran yang dijadwalkan untuk tahun 2023 dan 2024 kemungkinan akan tetap meningkat karena suku bunga tinggi, pokok pinjaman yang jatuh tempo, dan penggabungan bunga atas penangguhan Inisiatif Penangguhan Layanan Utang," kata Bank Dunia.

"Selama penangguhan DSSI, 48 negara masih membayar layanan utang sebesar 99 miliar dollar AS, setara dengan sekitar 4 persen dari pendapatan nasional bruto rata-rata gabungan mereka pada 2020 dan 2021," kata bank tersebut.

"Utang yang dimiliki oleh 74 negara termiskin di dunia, yang merupakan bagian dari Asosiasi Pembangunan Internasional Bank Dunia atau Negara-negara International Development Association (IDA), telah meningkat lebih dari empat kali lipat sejak 2010," kata Malpass.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top