Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
PERSPEKTIF

Pembatasan Sosial Berskala Lokal

Foto : Antara

Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Mayor Jenderal TNI dr Tugas Ratmono Sp.S memberikan keterangannya di Graha BNPB Jakarta, Senin (21/9).

A   A   A   Pengaturan Font

Keputusan menutup suatu wilayah harus berbasis data yang detail dari tingkat RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kabupaten/kota, hingga provinsi.

Kuartal ketiga 2020 sudah memasuki saat-saat akhir. Jumlah warga yang positif Covid-19 semakin meningkat. Jika Maret sampai dengan awal September lalu, tambahan angka Covid belum pernah menyentuh angka 4.000 per hari, kini sudah pernah terlewati.

Pertambahan kasusnya sungguh mengkhawatirkan. Sampai-sampai dikatakan, Indonesia berpotensi menjadi episentrum dunia untuk Covid-19 bila pemerintah tidak mampu menekan penularan. Tentu ini akan berdampak semakin buruk terhadap perekonomian dan kesehatan nasional.

Baca Juga :
Curi Start Pilpres

Kini, total mereka yang dinyatakan positif terkena Covid-19 secara nasional sudah mendekati angka 250.000 orang. Jumlah yang meninggal sudah mendekati angka 10.000, 117 di antaranya adalah dokter. Provinsi DKI Jakarta tercatat sebagai daerah yang warganya paling banyak tertular. Hampir 25 persen atau 60.000 lebih warga Ibu Kota tertular virus Covid-19.

Itu sebabnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menarik "rem darurat" terkait penularan virus korona. Ia kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) per 14 September. Hal ini mengulang kebijakan 10 Maret-4 Juni lalu. Jakarta akan mulai lagi bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah juga dari rumah.

Kebijakan itu menuai protes pemerintah pusat. Yang paling lantang Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartaro. Pengumuman Anies tentang PSBB menimbulkan ketidakpastian dan berdampak pada merosotnya beberapa indikator ekonomi, seperti IHSG yang turun 5,01 persen saat itu juga. Reaksi tak hanya dari pemerintah pusat. Tetangga Anies, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dan juga Wali Kota Bogor, Bima Arya, tampak tak sejalan dengan keputusan Anies.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top