Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Infrastruktur Listrik | Konsumsi Listrik Per Kapita pada 2020 Hanya 95% atau di Bawah Target

Pembangunan Pembangkit Lambat

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pembangunan pembangkit listrik sepanjang tahun lalu hanya mencapai separuh dari target yang ditetapkan. Pandemi Covid-19 ditengarai menjadi penyebab kegagalan dalam pencapaian target pembangunan pembangkit listrik di Tanah Air.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pembangunan pembangkit listrik sepanjang 2020 mencapai 2.866,6 megawatt (MW) atau 55 persen dari target yang seharusnya mencapai 5.209,48 MW.

"Infrastruktur, baik itu dari pembangkitan, transmisi, gardu induk, jaringan distribusi, itu semuanya di bawah 60 persen meski masih tetap di atas 50 persen (capaiannya). Sangat patut diduga ini semua most likely (kemungkinan besar) lebih banyak karena Covid-19," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Rida Mulyana, dalam jumpa pers virtual, Rabu (13/1).

Rida mengungkapkan pembangunan pembangkit terkendala karena pembatasan aktivitas di lapangan ditambah adanya keterlibatan tenaga kerja asing.

"Maka kemudian terpaksa target COD (Commercial Operation Date/ operasi komersial) dimundurkan. Itu membuat target 2020 tidak sebagaimana diharapkan atau sebagaimana kita targetkan di awal," imbuhnya.

Mundurnya pembangunan pembangkit, lanjut Rida, juga berdampak pada capaian penambahan transmisi sebanyak 2,648 kms atau 59 persen dari target 4.459,6 kms. Demikian pula penambahan gardu induk yang hanya 7.870 MVA atau 55 persen dari target 14.247 MVA.

Penambahan jaringan distribusi tercatat hanya 27.434 kms atau 59 persen dari target 46.412 kms. Kendati demikian, penambahan gardu distribusi mencapai 2.590 MVA atau 81 persen dari target 3.212 MVA.

"Ini dalam rangka meningkatkan pelayanan untuk pelanggan, dari tiap tahun memang ada penambahan jumlah pelanggan, maka dengan sendirinya tak terhindarkan pembangunan gardu distribusi tidak banyak terpengaruh oleh Covid-19 dan harus dilaksanakan," katanya.

Sementara itu, Kementerian ESDM mencatat konsumsi listrik per kapita sepanjang 2020 mencapai 1.089 kWh/kapita atau 95 persen dari target 1.142 kWh/ kapita.

Rida mengungkapkan capaian konsumsi listrik itu merupakan akumulasi dari pemakaian di sektor rumah tangga, bisnis, dan industri. Dia mengakui meski pemakaian listrik rumah tangga naik karena tingginya aktivitas bekerja dari rumah, pemakaian listrik oleh sektor bisnis dan industri turun drastis karena pembatasan aktivitas di tengah pandemi. "Maka secara resultan, konsumsi per kapitanya itu pada 2020 tidak sesuai dengan target, tapi masih cukup menggembirakan di 95 persen," katanya.

Kontributor Utama

Pada kesempatan lain, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN terus berupaya membuat pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) miliknya lebih ramah lingkungan. Pasalnya, sampai saat ini, PLTU masih menjadi kontributor utama produksi listrik di Indonesia.

Executive Vice President Corporate Communcation and CSR PLN, Agung Murdifi, mengatakan pihaknya berupaya mengendalikan emisi demi menjaga kualitas lingkungan. "Kami telah menjalin koordinasi dengan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan terus berupaya memenuhi standar lingkungan yang telah ditetapkan oleh regulator," ujar Agung di Jakarta, Selasa (12/1).

Pada 2020, PLTU Tanjung Jati-B, salah satu PLTU milik PLN, juga berhasil meraih Proper Emas dalam ajang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) tahun 2020 dari KLHK, sedangkan 19 PLTU meraih Proper Hijau dan 96 PLTU meraih Proper Biru.

Proper Emas menjadi penghargaan tertinggi dari penilaian sebagai bukti upaya berkelanjutan perusahaan dalam bidang lingkungan, melakukan inovasi dalam aspek pemberdayaan sumber daya, serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. uyo/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Djati Waluyo, Antara

Komentar

Komentar
()

Top