Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Karbon yang dihasilkan dari proses metabolisme sel, proses pembakaran, sebagian tersimpan di tanah. Namun kenaikan suhu tanah dapat menciptakan pelepasan karbon dalam jumlah besar.

Pemanasan Global Pacu Pelepasan Karbon Tanah

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Tanah diperkirakan bisa menyimpan sekitar 20 persen karbon, lebih banyak daripada yang disimpan di tanaman dan atmosfer. Penelitian terbaru menyatakan perubahan iklim bisa semakin parah, karena pemanasan yang terjadi membuat karbon yang tersimpan di tanah terlepas.
Untuk mengetahui dampak suhu tanah terhadap pelepasan karbon para peneliti dari Universitas Exeter dan Universitas Stockholm mengumpulkan 9.000 sampel tanah. Tanah-tanah ini dikumpulkan dari seluruh dunia hingga kedalaman 50 sentimeter.
Selanjutnya para peneliti membandingkan penyimpanan karbon pada tanah di tempat-tempat dengan suhu rata-rata yang berbeda. Setelah itu mereka memperkirakan kemungkinan dampak pemanasan global terhadap simpanan karbon, untuk setiap kenaikan suhu 10 derajat.
Dari hasil penelitian terhadap kandungan karbon yang ada ditemukan di tanah menurun dengan drastis. Penurunan ini terjadinya dipengaruhi oleh peningkatan suhu rata-rata yang terjadi.
"Ini adalah contoh dari umpan balik positif (positive feedback), di mana pemanasan global menyebabkan lebih banyak karbon dilepaskan ke atmosfer, sehingga semakin mempercepat perubahan iklim," ujar kata peneliti dari Exeter's College of Life and Environmental, Universitas Exeter, Profesor Iain Hartley seperti dikutip laman universitas tersebut pada 18 November lalu.
Hartley menerangkan, jumlah karbon yang dapat dilepaskan tergantung juga dengan jenis tanah. Tanah dengan tekstur kasar bertekstur kasar (low clay) kehilangan karbon tiga kali lebih banyak daripada tanah bertekstur halus (rich clay).
Tanah bisa menyimpan lebih banyak karbon karena menyediakan lebih banyak luas permukaan mineral untuk bahan organik berbasis karbon bisa mengikat. Kondisi ini turut mengurangi kemampuan mikroba untuk mengakses dan menguraikannya.

Identifikasi Cadangan
Para peneliti dari Universitas Exeter dan Universitas Stockholm mengatakan,temuan mereka membantu mengidentifikasi cadangan karbon yang rentan dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan model sistem bumi (earth system models/ESM) yang mensimulasikan perubahan iklim di masa depan.
"Karena ada lebih banyak karbon yang tersimpan di tanah daripada di atmosfer dan semua pohon di planet ini digabungkan, melepaskan bahkan sebagian kecil karbon dalam tanah dapat berdampak signifikan pada iklim kita," lanjut Hartley.
Menurut dia, hasil analisa simpanan karbon mengidentifikasi tanah bertekstur kasar pada wilayah pada garis lintang tinggi atau lebih jauh dari khatulistiwa, cukup rentan terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, Hartley menyarankan agar simpanan karbon di wilayah ini perlu perhatian secara khusus mengingat tingginya tingkat pemanasan yang terjadi di daerah yang lebih dingin.
"Sebaliknya, kami menemukan simpanan karbon di tanah bertekstur halus di daerah tropis kurang rentan terhadap pemanasan iklim," ujar dia.
Dengan membandingkan penyimpanan karbon di tempat-tempat dengan suhu rata-rata yang berbeda, para peneliti memperkirakan kemungkinan dampak pemanasan global. Hasil analisa menyatakan setiap kenaikan suhu 10 derajat Celsius, penyimpanan karbon rata-rata pada di semua jenis tanah turun lebih dari 25 persen.
"Bahkan prakiraan suram tidak mengantisipasi tingkat pemanasan ini, tetapi kami menggunakan skala ini untuk memberi kami keyakinan bahwa efek yang kami amati disebabkan oleh suhu daripada variabel lain," kata Hartley.
Hasil penelitian juga semakin memperjelas dampak kenaikan suhu terhadap pelepasan karbon dari tanah. "Penting untuk dicatat bahwa penelitian kami tidak memeriksa skala waktu yang terlibat, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki berapa banyak karbon yang dapat dilepaskan abad ini," ujar dia. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top