Peluang Menguat Terbuka

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi menguat lanjutan jelang akhir pekan ini. Sentimen eksternal, terutama perkembangan data ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan pelambata perekonomian Tiongkok diperkirakan masih berlanjut.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai Indonesia saat ini hanya bisa mengandalkan pada konsumsi domestik, belanja pemerintah dan Foreign Direct Investment (FDI) di kala kondisi global bermasalah. Karenanya, dia memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Jumat (14/7), bergerak menguat di kisaran 14.910-15.010 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis (13/7) sore, ditutup menguat sebesar 0,72 persen atau 109 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.966 rupiah per dollar AS.

Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyatakan penguatan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dipengaruhi data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. "Secara luas, dollar AS melemah hingga mencapai level terendah sejak April 2022," ujar dia di Jakarta.

Sejumlah faktor yang mempengaruhi penurunan inflasi AS ialah pengaruh harga makanan dan energi, terutama gas alam yang lebih rendah. Meski demikian, data perdagangan Tiongkok yang kembali menurun dan lebih rendah dari perkiraan akan membebani mata uang Asia ke depannya.
Halaman Selanjutnya....