Peluang Melemah Terbuka

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan berbalik melemah dalam perdagangan tengah pekan ini. Selain sentimen perkembangan ekonomi dan politik di Amerika Serikat (AS), investor diperkirakan pesimistis terhadap target ekonomi dari pemerintahan mendatang.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi melihat meningkatnya ketidakpastian politik di AS serta penantian suku bunga acuan the Fed hingga perekonomian Tiongkok bakal mempengaruhi pergerakan rupiah. Tak hanya itu, lanjutnya, rupiah juga bakal dipengaruhi apatisme pelaku pasar terhadap ambisi Presiden terpilih Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional di level delapan persen.

Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (24/7), bergerak di kisaran 16.200-16.260 rupiah per dollar AS dengan kecenderungan melemah.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Selasa (23/7) sore, ditutup menguat 6 poin atau 0,04 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.214 rupiah per dollar AS. Penguatan terjadi di tengah pasar mencermati prospek optimisme Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam pembangunan ekonomi RI ke depan.

"Melihat prospek optimisme Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk melanjutkan program yang dilakukan Jokowi serta mendapat hasil positif dari program dua periode kepemimpinan Jokowi, serta potensi besar pemangkasan suku bunga The Fed yang terjadi pada September, besar kemungkinan ekonomi Indonesia tumbuh dan kuat yang selanjutnya berimplikasi terhadap nilai tukar rupiah ke depannya," kata analis Finex, Brahmantya Himawan di Jakarta.