Peluang Berbalik Arah Terbuka
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berpotensi melemah, hari ini (10/11), seiring mulai menipisnya penguatan mata uang tersebut sejak awal pekan ini. Sentimen eksternal diperkirakan masih mendominasi.
Seperti diketahui, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (9/11) sore, masih lanjut menguat meski relatif tipis dibandingkan penguatan pada awal pekan kemarin. Rupiah sore ini ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.250 rupiah per dollar AS.
"Indeks dollar melemah seiring pejabat The Fed yang melanjutkan perdebatan tentang pemulihan pasar kerja dan berapa lama lagi bank sentral dapat mentolerir inflasi tinggi," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta.
Presiden The Fed Chicago Charles Evans mengakui pada awal pekan bahwa dia sedikit lebih gugup tentang inflasi yang tetap tinggi dari sebelumnya, tetapi masih mengharapkan The Fed tidak perlu menaikkan suku bunga sampai 2023. Sementara, pejabat bank sentral, termasuk Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dan Gubernur The Fed Jerome Powell, akan berbicara pada Selasa waktu setempat.
Dari Eropa, Bank of England memberi pasar kejutan minggu lalu ketika mempertahankan suku bunga acuannya pada 0,1 persen. Reserve Bank of Australia dan The Fed juga tidak menaikkan suku bunga meskipun prediksi pasar tampak agresif.
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya