Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I 43,56 Juta Warga Terima Vaksin Dosis Penguat

Pelonggaran Pakai Masker Harus Disertai Jaga Jarak

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono, menyarankan kebijakan pelonggaran penggunaan masker di ruang terbuka dapat dilaksanakan jika mampu melakukan jaga jarak, untuk mencegah penularan Covid-19.

"Harusnya di ruang terbuka dengan catatan jaga jarak dapat dilaksanakan. Jika warga tidak dapat menerapkan jaga jarak minimal dua meter di ruang terbuka, maka sebaiknya tetap menggunakan masker," kata Tri Yunis saat dihubungi Antara, di Jakarta, Jumat (20/5).

Tri Yunis tidak ingin pelonggaran masker itu diinterpretasikan salah oleh masyarakat bahwa saat ini bebas tidak memakai masker jika berada di ruang terbuka. Kebijakan pelonggaran masker tersebut harus disertai catatan, yakni apabila bisa melakukan jaga jarak, bisa lepas masker.

"Kalau jaga jarak dapat diterapkan ,ya boleh saja (lepas masker, red.), kalau taman itu sepi ya boleh," tuturnya.

Tri Yunis mengatakan masih ada risiko penularan Covid-19 saat ini sehingga perlu tetap waspada dengan menerapkan pemakaian masker dan jaga jarak. Selain itu, pelonggaran penggunaan masker saat ini sebenarnya perlu dikaji dengan dikaitkan terhadap kualitas surveilans.

Ia berharap surveilans di Indonesia terus meningkat untuk mendeteksi seluruh kejadian kasus Covid-19 sesungguhnya di masyarakat. Masih ada kasus Covid-19 dengan gejala ringan seperti hanya panas dan batuk, namun tidak segera memeriksakan diri untuk mendeteksi Covid-19 sehingga kasus tersebut tidak tertangkap.

Dia mengingatkan kematian akibat Covid-19 bisa terjadi pada siapa saja. Oleh karena itu, diharapkan seluruh masyarakat terus peduli terhadap upaya pencegahan Covid-19.

"Kepada masyarakat, tolong peduli. Kalau Anda di tempat terbuka di mana jaga jarak tidak dapat diterapkan, ya sebaiknya pakai masker," ujarnya.

Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melaporkan 43.561.887 warga Indonesia telah menerima vaksin dosis ketiga atau penguat hingga Jumat (20/5) pukul 12.00 WIB. Dengan demikian tercatat, suntikan dosis penguat vaksin Covid-19 sudah diberikan pada 20,92 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19.

Terus Bertambah

Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19 bertambah 140.528 orang menjadi 166.632.702 orang. Sedangkan penerima dosis pertama bertambah 56.909 orang, sehingga jumlah keseluruhan mencapai 199.798.711 orang.

Pemerintah berencana memvaksinasi sebanyak 208.265.720 juta orang. Dengan demikian, tercatat suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 sudah diberikan pada 95,93 persen dari total 208.265.720 warga yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19. Sementara warga yang sudah selesai menjalani vaksinasi meliputi 80,01 persen dari total sasaran.

Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, mengatakan peluang terjadinya lonjakan kasus Covid-19 pascamudik Lebaran pada tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena tingkat vaksinasi sudah tinggi.

"Sekarang ini yang sudah divaksinasi kan persentasenya tinggi sekali sehingga kekhawatiran itu masih ada, namun tidak besar," katanya.

Dia mengatakan pada masa mudik Lebaran tahun-tahun sebelumnya, jumlah masyarakat yang divaksinasi Covid-19 di Indonesia masih rendah sehingga terjadi lonjakan kasus Covid-19 pascamudik.

"Dulu pada waktu lonjakan itu, yang divaksinasi masih belum mencapai target, masih rendah sehingga terjadi lonjakan," katanya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top